Kamis, 11 November 2010

kriminalitas anak remaja

0 komentar
Meninjau Ulang Kriminalitas Remaja
Salah satu problem pokok yang dihadapi oleh kota besar, dan kota-kota lainnya tanpa menutup kemungkinan terjadi di pedesaan, adalah kriminalitas di kalangan remaja. Dalam berbagai acara liputan kriminal di televisi misalnya, hampir setiap hari selalu ada berita mengenai tindak kriminalitas di kalangan remaja. Hal ini cukup meresahkan, dan fenomena ini terus berkembang di masyarakat.
Dalam satu liputan di harian Republika (2007) misalnya, dikatakan bahwa di wilayah Jakarta tidak ada hari tanpa tindak kekerasan dan kriminal yang dilakukan oleh remaja. Tentu saja tindakan kriminal yang dilakukan oleh remaja sangat bervariasi, mulai dari tawuran antarsekolah, perkelahian dalam sekolah, pencurian, hingga pemerkosaan. Tindak kriminalitas yang terjadi di kalangan remaja dianggap kian meresahkan publik. Harian Kompas (2007) bahkan secara tegas menyatakan bahwa tindak kriminalitas di kalangan remaja sudah tidak lagi terkendali, dan dalam beberapa aspek sudah terorganisir. Hal ini bahkan diperparah dengan tidak mampunya institusi sekolah dan kepolisian untuk mengurangi angka kriminalitas di kalangan remaja tersebut.
Dalam liputan khusus yang pernah dikeluarkan oleh Kompas (2002), dikatakan bahwa angka kriminalitas di Jakarta pada 2002 meningkat sebesar 9,86% jika dibandingkan dengan tahun 2001. Dalam persentase kenaikan tersebut memang tidak secara khusus dinyatakan berapa besaran angka kriminalitas di kalangan remaja. Harian Republika (2005) lebih berani mengatakan bahwa hampir 40% tindak kriminalitas di Jakarta dilakukan oleh remaja. Dalam liputannya, Kompas (2002) menyebutkan bahwa sampai dengan 301
Kenakalan Remaja

Pelbagai permasalahan yang muncul dari kenakalan remaja sangat kompleks sifatnya, permasalahan tersebut tidaklah berdiri sendiri, melainkan banyak faktor-faktor yang berdiri dan saling mengikat. Oleh sebab itu, penyebab dan latar belakang kemunculan kenakalan remaja itu melibatkan banyak elemen dan komponen didalamnya. Timbulnya kenakalan remaja tidak dapat disalahkan hanya personal remaja saja, melainkan keluarga, masyarakat dan bahkan negara juga mempunyai andil dalam membentuk terjadinya kenakalan remaja.

Kenakalan remaja sering disebut dengan istilah juvenile delinquent, dimana awalnya dipersepsikan sebagai bentuk penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh remaja yang melanggar aturan-aturan sosial. Selanjutnya remaja tersebut mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang itu.

Perilaku menyimpang merupakan masalah sosial karena terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan ataupun dari nilai dan norma sosial yang berlaku di dalam masyarakat. Besarnya harapan-harapan masyarakat (social expectation) yang tidak sesuai dengan kenyataan dapat menimbulkan keresahan, dan dapat dianggap sebagai sumber masalah karena membahayakan tegaknya sistem sosial.

Kenakalan remaja sering disebut juga sebagai anak cacat sosial (Kartono, 1988), disebabkan oleh pengaruh sosial yang ada ditengah masyarakat, sehingga perilaku mereka dinilai oleh masyarakat sebagai suatu kelainan dan disebut “kenakalan”. Perilaku mereka cenderung anti sosial, anti susila dan menyalahi norma-norma agama. Beberapa dari kenakalan itu sendiri mengarah pada tindakan kejahatan remaja (juvenile crime).

Disebut sebagai kenalan remaja, bila bentuk perilaku kenakalan itu dilakukan oleh remaja, sementara bila perilaku-perilaku tersebut dilakukan oleh orang dewasa maka disebut dengan kejahatan.


Bentuk Kenakalan Remaja

Saat ini kenakalan remaja sudah cukup meresahkan, permasalahan yang timbul sudah sangat serius, beberapa kenakalan yang dilakukan remaja lebih menjurus pada tindakan kriminal.

Kenakalan remaja digolongkan dalam dua kelompok yang berkaitan dengan norma-norma hukum yaitu :
(1) kenakalan yang bersifat amoral dan sosial serta tidak diantar dalam undang-undang sehingga tidak dapat atau sulit digolongkan sebagai pelanggaran hukum
(2) kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian sesuai dengan undang-undang dan hukum yang berlaku sama dengan perbuatan melanggar hukum bila dilakukan orang dewasa. (Gumarso,1988)

Pelbagai bentuk kenakalan remaja;

1. Kenakalan pelanggaran norma,
Berbohong, pergi keluar rumah tanpa pamit, keluyuran, begadang, buang sampah sembarangan, graffiti (mencoret-coret dinding), merokok

2. Kenakalan pelanggaran moralitas
Aborsi, pacaran, menonton, melihat atau membaca hal-hal yang mengandung pornografi, minum-minuman keras, hubungan seks pranikah, seks bebas, pelacuran remaja, berjudi

3. Pelanggaran aturan, dan tata tertib
Mengendarai kendaraan bermotor tanpa SIM, kebut-kebutan/mengebut, membolos sekolah, berkelahi dan tawuran,

4. Kenakalan khusus yang mengarah pada kejahatan kriminal;
Pembunuhan, penganiayaan, penipuan dan penggelapan, pencurian, pemerasan, menodong, pemerkosaan, dan kejahatan Narkotika, termasuk didalamnya memakai dan mengedarkan narkotika


Faktor Resiko

Kenakalan remaja akan membawa resiko bagi remaja itu sendiri, kerugian-kerugian yang akan berdampak buruk bagi perkembangan individu baik secara mental psikologis dikemudian hari.

- Gangguan kepribadian antisosial
- Penjara karena tindakan kriminalitas
- Kematian yang diakibatkan narkotika, perkelahian,
- Cacat fisik atau bahkan kematian yang diakibatkan kecelakaan lalu lintas
- Penyakit akibat hubungan seksual, kehamilan yang tidak diharapkan, atau kematian yang disebabkan proses aborsi yang tidak aman
- Putus sekolah
- Kehilangan masa depan
- Penolakan komunitas, atau dikucilkan masyarakat
- Dan sebagainya


Faktor Penyebab

A. Faktor Eksternal

1. Faktor Keluarga
Akhlak anak dibentuk bermula di rumah. Anak sejak kecil dan sebagian besar waktunya dihabiskan dalam lingkungan keluarga. Anak belajar dari sikap dan perilaku kedua orangtuanya. Sebagian besar kenakalan remaja Ini dipengaruhi oleh pendidikan di rumah. Beberapa hal dalam rumahtangga yang berpengaruh;
- Rendahnya pendidikan agama dalam rumahtangga, fungsi kedua orangtua gagal dalam menunjukkan tabiat dan akhlak yang sesuai dengan nilai agama. Misalnya saja; anak diharuskan shalat oleh orangtua akan tetapi sang anak tidak pernah melihat kedua orangtuanya sholat
- Status ekonomi yang rendah mengakibatkan kedua orangtuanya mesti bekerja keras sehingga anaknya tidak mendapatkan kebutuhan kasih-sayang yang cukup
- Perilaku kedua orangtua sendiri yang tidak bermoral
- Kedua orangtuanya lebih mementingkan kerja atau pekerjaan dibandingkan mengontrol dan mengawasi anak-anaknya
- Keluarga broken home.

2. Faktor Sekolah
Hampir separuh waktu anak remaja dihabiskan di sekolah dalam seharinya, pendidikan sekolah yang tidak tepat akan berdampak pada timbulnya kenakalan pada remaja;
- Penerapan disiplin yang tidak sesuai atau terlalu longgar
- Orangtua yang tidak peduli dengan tingkat kemajuan yang diperoleh anak di sekolah
- Guru yang tidak mau tahu masalah yang dihadapi oleh siswanya
- Orientasi sekolah yang tidak tepat terhadap perkembangan anak didik, termasuk didalamnya tidak adanya guru konselor, tenaga profesional atau psikolog di sekolah tersebut
- Sistem pendidikan yang rumit mengekang kebebasan siswa dalam berekspresi sewajarnya, termasuk di dalamnya jam belajar terlalu panjang, tugas menumpuk, pelajaran yang sulit yang kesemuanya membutuhkan konsentrasi penuh sehingga membuat siswa semakin tegang, akibatnya siswa menyalurkan melalui agresivitas

3. Lingkungan sekitarnya
Remaja banyak belajar dari lingkungan sekitarnya, sebagai lingkungan bermain remaja cepat beradaptasi dan belajar dari orang-orang sekitarnya.
- Lingkungan sekitar yang permisif terhadap perjudian
- Lingkungan yang permisif terhadap prostitusi, kumpul kebo, atau seks bebas
- Lingkungan yang penuh dengan hura-hura, hiburan
- Event lainnya yang sarat dengan pendangkalan moral, misalnya hari kasih sayang, pemilihan ratu sejagat, dan sebagainya
- Pengaruh dari teman

4. Instansi dan negara
Banyak instansi terkait pada dasarnya memberikan kontribusi negatif terhadap perkembangan remaja, namun demikian dengan mempertimbangan hal keuntungan atau kerugian mengesampingkan pesan-pesan moral yang salah pada remaja
- Televisi, sejak kemunculannya televisi pertama sekali para ahli sudah menduga pengaruh buruk dari media tersebut
- Kontrol pemerintah yang rendah terhadap penyebaran pornografi melalui media cetak, televisi ataupun internet
- Pejabat yang korup telah memakan dana yang seharusnya dapat digunakan untuk pengembangan ketrampilan generasi muda melalui bakat, ketrampilan ataupun hobbinya
- Kurangnya kampanye pemerintah yang sinergi terhadap kebutuhan remaja yang sehat
- Penyediaan prasarana bagi remaja yang kurang, misalnya penyediaan sarana olahraga, taman yang nyaman, perpustakaan dan sebagainya
- Minimnya lembaga yang menangani permasalahan remaja
- Keengganan pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan
- Undang-undang pendidikan yang tidak terencana secara sistematis dan fleksibelitas yang berguna secara positif kepada remaja.
- Instansi tertentu yang berkepentingan atau terlibat dalam penyuguhan iklan, poster, reklame yang tidak mendidik atau memberikan pengaruh buruk terhadap persepsi remaja.

B. Faktor Internal

1. Remaja dengan self control rendah
Pada masa remaja terjadi perkembangan dan pertumbuhan yang sejalan, kesemuanya membutuhkan bimbingan, pengetahuan dan perilaku yang bijaksana dalam menghadapi fase tersebut. Kontrol diri merupakan hal yang penting sebagai dalam menghadapi perubahan pesat sebagai akibat dari pertumbuhan dan perkembangan. Remaja dapat bersikap rasional dan tidak bersikap instinktif karenanya.

2. Self concept yang salah
Masa remaja sering disebut sebagai masa pencarian identitas, penerapan konsep ini mengakibatkan pembenaran perilaku tertentu sebagai cara-cara pencarian jati diri. Tepatnya adalah masa remaja merupakan masa pembinaan diri karena masa pencarian jati diri itu sudah dilewati pada masa kanak-kanak. Pada awalnya bayi akan ikut menangis bila melihat teman bayi itu menangis, konsep ini berubah setelah sang anak mengerti bahwa orang lainlah yang menangis dan bukan dirinya yang harus menangis juga. Nah, jadi dapat dimengerti bahwa masa remaja merupakan jembatan penting dalam menghadapi masa depan yang lebih baik

3. Dasar Kepribadian
Kenakalan yang terbentuk sejak awal memasuki remaja, artinya memang sejak awal kepribadian anak sudah memang terbentuk dalam keadaan yang rusak, serta penyakit-penyakit hati yang menyertainya. Hal inilah yang sangat sulit mengubah perilaku anak tersebut.

4. Malas secara emosional
Anak yang malas secara emosional hanya mau bersenang-senang saja, tidak mau bekerja keras, bersikap semata untuk menghibur diri. Dalam kesehariannya tidak sabar, keras kepala dan tidak mau peduli dengan orang lain. Remaja seperti ini lebih menyukai mengisi waktu luang dengan hura-hura dibandingkan melakukan hal-hal yang lebih bermanfaat. [SM/PD]

Konstruksi Sosial Kenakalan Remaja
Artikel ini membahas perdebatan dua masalah mendasar mengenai cara pendefinisian sosial atas perilaku kenakalan remaja. Aspek utama yang dibahas adalah apakah perilaku kenakalan remaja seharusnya dipahami sebagai masalah sosial atau masalah hukum (atau dalam kasus lain, masalah kejiwaan atau moral)? Dan pada tingkat apa yang memungkinkan faktor latar belakang sosial menjadi elemen peredaan perilaku mereka?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, artikel ini berupaya mengkonstruksikan kembali definisi sosial mengenai perilaku kenakalan remaja hingga pada tingkat apa tanggungjawab hukuman harus mereka terima atau perlakuan lebih manusiawi ;lantaran faktor usia yang masih anak-anak dan latar belakang sosial yang mempengaruhinya; selayaknya mereka peroleh agar menjadi warga negara yang baik bagi masa depan pribadi dan gaya hidup non kriminal mereka.

Pendefinisian sosial dalam artikel ini dilakukan dengan membuat kategori-kategori sosial dalam memahami konstruksi sosial kenakalan remaja. Kategori yang dibuat meliputi kategori mengenai: paradigma tanggung jawab, anak-anak dan remaja, serta perlakuan atau hukuman.

Ada dua pertanyaan yang menarik dalam konteks ini. Pertama, bagaimana seharusnya mendefinisikan perilaku anak-anak lelaki ini, setidaknya sebagian karena batas usia mereka. Jika mereka dewasa, sepantasnya perilaku kenakalan dinyatakan sebagai kriminal dan dihukum dengan cara konvensional. Tetapi, pada kisah 5 anak muda ini, masih bisa diperdebatkan apakah ;meskipun faktanya mereka kriminal; mereka harus dihukum atas tindak kriminal atau bukan? Dengan kata lain, usia tampaknya menjadi faktor krusial dalam definisi sosial dari anak muda ini. Kedua, apakah faktor latar belakang sosial seperti kemiskinan, rendahnya pendidikan dan selainnya, justru dapat dipakai sebagai argumen untuk memaafkan perilaku kenakalan remaja dan khususnya sebagai cara mengurangi sanksi sosial yang dijatuhkan kepada mereka?

Intinya ada dua perdebatan argumentasi. Di satu pihak, kenakalan kriminal anak muda seharusnya dihukum sebagai konsekuensi dari kriminalitas mereka. Di lain pihak, meskipun mereka sengaja melakukan tindak kriminal, justru perilaku mereka seharusnya dimaafkan dengan jaminan perlakuan sosial ketimbang hukuman kriminal.

Kedua perdebatan ini muncul atas kasus yang dialami oleh 5 anak muda Swedia berusia 15 sampai 19 tahun di akhir tahun 1980an. Mereka secara sengaja melakukan pencurian dan penyerangan fisik. Namun, Departemen Kesejahteraan Sosial di Stockholm, Swedia justru membawa mereka dalam sebuah pelayaran kapal pesiar ke Mediteranian untuk merehabilitasi perilaku mereka dengan gaya hidup non-kriminal. Tentu saja ini bukan cara konvensional (setidaknya konteks orang Swedia) untuk menindak ;latar belakang kriminal; anak-anak muda ini.

Perjalanan pelayaran ini memicu perdebatan publik di media massa lantaran legitimasi pelayaran diotorisasi oleh pekerja sosial dan didanai dengan uang para pembayar pajak. Perdebatan ini merupakan sebuah ilustrasi publik setidaknya sebagai bagian dari proses pendefinisian sosial. Dalam kasus 5 anak muda ini, apakah mereka diancam sebagai kasus kriminal atau sosial. Dengan kata lain, perdebatan ini dipahami sebagai perdebatan mengenai definisi sosial kenakalan anak-anak muda.

Di satu pihak, anak-anak muda ini seharusnya dihukum atas tindak kriminal yang mereka lakukan sesuai dengan hukum yang ada, bukan malahan membawa mereka dalam pelayaran layaknya sebuah liburan. Pihak ini mengkritik, tidak ada faktor peredaan perilaku dengan mengajak berlayar untuk membuat jera kasus kriminal para anak muda ini. Mereka berada dalam pelayaran di ;air yang salah;, yakni terlalu ;panas; air pelayaran mereka. Pelayaran ke Mediteranian bagi orang Swedia adalah pelayaran untuk berlibur. Jika memang harus berlayar, pelayaran ke lautan Norwegia, yang harus melawan air dingin dan badai, dianggap lebih pantas sebagai hukuman.

Di lain pihak, terutama para pekerja sosial yang dikenal ;humanitarian; justru berargumen bahwa pelayaran ini memang bukan untuk menghukum mereka. Lebih dari itu, apa yang dibutuhkan adalah beberapa perlakuan untuk menolong mereka membangun cara hidup baru dan meninggalkan segala latar belakang kriminalitas mereka. Tujuan ini hanya dapat diterima dengan makna beberapa bentuk perlakuan. Perlakuan yang perlu diberikan sejak 5 anak muda ini tumbuh secara sosial dan psikologis dibawah kondisi tanpa tekanan hingga membawanya dalam perilaku kriminal.

Paradigma Tanggung Jawab

Perilaku kenakalan remaja sebagai sebab dari konstruksi sosial dapat dipahami melalui paradigma tanggung jawab. Melalui paradigma ini tingkat keseriusan tanggungjawabnya akan tergantung pada deskripsi dari konteks tindakan. Tetapi pada dasarnya, tak terbantahkan lagi seseorang akan dianggap menjadi seorang agen yang harus mengetahui tentang kesalahan dari tindakan-tindakan dan konsekuensinya. Ini merupakan cara umum untuk mendefinisikan seseorang itu bertindak kriminal atau lebih sebagai sebuah ;masalah sosial; untuk diproses dalam institusi legal.

Paradigma ini menyatakan bahwa tingkat tanggung jawab atas tindakan dapat dibebankan sepanjang serangkaian kejadian diakhiri dengan tindakan yang memang direncanakan ;dimana orang dinyatakan sebagai kriminal; Dan di sisi lain, tindakan dimana tidak seorangpun harus bertanggungjawab yaitu ketika seeorang yang melakukan tindakan lebih diakibatkan oleh suatu dorongan atau kekacauan mental, hingga menjadi kasus psikiatrik. Jika faktor-faktor yang meredakan tindakan sosial dapat diidentifikasikan dengan sedikit tanggung jawab yang mesti diemban, ini artinya lebih merupakan masalah sosial.

Pertanyaan ketika seorang anak akan didefinisikan sebagai kriminal atau sebagai masalah sosial tampak berhenti pada suatu paradigma dasar mengenai penetapan tanggung jawab untuk tindakan-tindakan dan konsekuensi-konsekuensi perbuatannya. Secara umum, seorang individu pasti terkait dengan tindakan yang ia lakukan pada suatu waktu tertentu. Namun yang penting adalah menilai dan menganalisis konteks dari tindakannya agar jelas macam tindakan apa yang telah dilakukan. Kemudian baru menilai macam tanggung jawab apa yang semestinya dibebankan. (Feinberg, 1965).

Jika kita masuk ke dalam sebuah toko panganan dan terdorong mengambil beberapa potong daging kemudian pergi keluar tanpa membayar, ini merupakan suatu jenis tindakan yang berbeda kemudian bila kita memang telah berencana mencuri. Pada kasus pertama, tindakan itu merupakan tindakan yang timbul karena dorongan hati dan tidak disengaja; sedangkan pada kasus berikutnya, kelihatan jelas direncanakan (Duff, 1990).

Tindakan pertama barang kali dapat dimaafkan karena adanya suatu dorongan yang menghampirinya. Tetapi, yang kedua barang kali sulit untuk dimaafkan, dan kita mungkin harus mencoba untuk membenarkannya/membela diri dengan mengatakan bahwa kita lapar, tidak punya uang, dan kemudian dipaksa oleh keadaan sosial untuk mencuri makanan (Austin, 1956/1990 ; Scott dan Lyman, 1968). Tindakan ini bisa saja terjadi lantaran seseorang tidak ;sadar; ketika melakukan tindakan. Orang ini akan dilihat sebagai orang yang secara temporer atau permanen diganggu atau dipengaruhi oleh penyakit mental.

Dalam kasus ini seseorang akan dinyatakan atau direkomendasikan untuk mendapatkan beberapa bentuk pengobatan, yang secara legal dinilai sebagai ;kekacauan mental;. Tanggung jawab diambil dari dirinya jika tindakan ini memang bisa dijelaskan sebagai suatu keterpaksaan yang menutupi penilaiannya atau kemungkinan munculnya suatu penilaian. Dalam sejumlah kasus seseorang didefinisikan sebagai suatu kasus psikiatrik, ketika kemampuannya untuk bertindak sebagai seorang agen yang bertanggung jawab dikurangi oleh penyakit mental.

Seseorang dapat melakukan suatu pelanggaran sosial, moral atau legal, tetapi masih menjadi seorang agen yang mampu, bahkan ketika tindakannya dapat dimaafkan dengan referensi pada keadaan sosialnya (Floud, 1975). Contoh dari keadaan sosial yang dapat digunakan untuk memaafkan tindakan-tindakan kriminal termasuk ketika seseorang tumbuh di bawah keadaan yang dapat dikarakterisasi seperti kehilangan secara sosial dan psikologis hingga membuat seseorang secara sosial kehilangan kemampuan sebagai warga negara berupa pengetahuan dan tinjauan ke masa depan yang menghargai aturan dan konsekuensi sosial dan moral. Dalam kasus ini, dengan mengarahkan pada keadaan sosial, suatu alasan sosial dapat dipakai untuk memaafkan suatu tindakan sosial yang bertujuan untuk mengurangi beban tanggung jawab baik dari orang tersebut dan ataupun tindakannya.

Anak-anak dan Remaja

Paradigma Tanggung Jawab; masih menjadi masalah ketika tindakan-tindakan yang dilakukan kaum remaja mulai didefinisikan. Penilaian-penilaian kita terhadap tindakan anak-anak maupun remaja tampaknya tergantung pada usia seorang anak. Di Swedia, contohnya, orang tua dari seseorang yang berusia belum genap 15 tahun secara formal bertanggung jawab terhadap tindakan anak-anak mereka. Manakala remaja mulai berusia 18 tahun, mereka diharapkan bertanggung jawab pada beberapa aspek tertentu, misal hak voting/pemilih, mendapatkan sanksi kriminal, namun belum boleh membeli minuman beralkohol.

Periode usia ini merupakan perubahan menuju suatu tingkat tertentu dan secara menyeluruh ditentukan oleh keadaan sejarah budaya masing-masing. Hal ini menjadi melembaga dalam masyarakat kita dan merupakan hal penting dalam penilaian kita terhadap tindakan-tindakan/perilaku serta apa yang kita persepsikan sebagai hal yang normal atau tidak normal bagi kelompok usia yang berlainan. Pada budaya kita, anak-anak lazimnya dianggapkan hanya setengah bertanggung jawab atas tindakan mereka, kebalikan dengan orang dewasa yang bertanggung jawab penuh dengan beberapa perkecualian seperti yang sudah didiskusikan diatas (Harre, 1983).

Umumnya, tindakan-tindakan anak terlihat spontan/impulsif sebab anak-anak belum mampu bertindak dengan disengaja dan belum mampu menilai tindakannya sesuai dengan norma budaya atau tidak (Frankfurt, 1988). Kita cenderung berpendapat bahwa anak-anak belum mampu mengevaluasi tindakannya sesuai dengan standar moral umum. Hal ini diasumsikan bahwa kemampuan itu berkembang selama tahun-tahun usia remaja seorang anak. Sering kali hal ini diperdebatkan bahwa anak-anak kurang memiliki kemampuan kognitif untuk mengevaluasi perilaku mereka apakah secara moral sama dengan suatu cara yang diasumsikan kebanyakan orang sebagai hal normal serta suatu tanda kedewasaan dalam masyarakat kita (Kohlberg, 1984).

Anak-anak muda, dari umur 15 sampai 18, berada dalam masa transisi antara menjadi seorang anak yang terbebas dari tanggung jawab dengan masa dewasa dimana seseorang bertanggung jawab terhadap segala tindakannya (Matza, 1964). Implikasinya adalah bahwa kita tidak yakin apakah bisa berpendapat jika anak-anak muda bertanggung jawab ketika melakukan tindakan kriminal ataukah mereka musti memikul tanggung jawab penuh terhadap tindakannya. Khusus untuk hal ini kita bersikap ambivalen/mendua mengenai apakah anak-anak muda bertindak penuh dengan kesadaran moral dan mampu menanggung konsekuensi perilakunya terhadap orang lain sertsa cara mereka dinilai oleh orang-orang dalam masyarakat.

Permasalahan ini menentukan apakah kaum remaja dianggap sebagai subjek bertanggung jawab atau bukan, kemungkinannya merupakan salah satu alasan untuk munculnya perdebatan terhadap pelayaran lima anak laki-laki tersebut. Kritik-kritik terhadap pelayaran itu mengklaim bahwa lima anak itu sangat sadar baik atas perilaku kriminalnya maupun resiko perbuatan mereka. Mengenai hal itu mereka harus ditetapkan sebagai subyek yang telah mampu berbohong terlepas dari berapa umurnya (15-19 tahun)

Sedangkan kelompok yang mendukung perjalanan pelayaran ini sebagai bentuk perlakuan ketimbang hukuman ingin menegaskan bahwa anak-anak itu, bukanlah seorang kriminal, namun sebagai ;masalah sosial; sekaligus melegitimasikan pelayaran itu. Mereka berpendapat bahwa kelima anak tersebut telah dibesarkan dalam ketimpangan sosial dan psikologis. Implikasi besarnya adalah berkaitan dengan perkembangan mereka yang kurang matang berfungsi sebagai warganegara normal sebab mereka diasumsikan menolak pengalaman-pengalaman yang dianggap sebagai hal penting untuk belajar bagaimana berperilaku sesuai standar-standar konvensional/umum.

Contohnya, terjadi perdebatan bahwa tak seorang pun dari kelima anak itu memiliki figur dekat seorang ayah selama mereka tumbuh, karena dibesarkan oleh seorang ibu saja. Pada asumsi yang menyebutkan bahwa seorang ayah mewakili dan mentransfer tatanan moral kepada anaknya, maka para pendukung pelayaran ini percaya bahwa para anak laki-laki itu belum belajar mengenai wawasan dan standar moral yang penting. Ketika anak-anak itu melakukan kejahatan mereka berbuat lebih karena memiliki sedikit wawasan moral yang mendorong adanya tindak kejahatan itu . Kurangnya moral itu, menurut klaimnya, mungkin kemudian dianggap sebagai suatu alasan memaafkan tindakan kriminal mereka.

Kehilangan moral, sosial dan psikis yang mungkin dalam tumbuh kembang anak-anak itu mungkin menjelaskan dan membantu kita memahami mengapa hanya lima anak ini memulai karir kriminalnya. Dan bilamana kita memahami kemudian kita mampu melukiskan tindakan kriminal mereka dalam suatu gambaran yang lebih rumit : dengan kata lain, kita bisa menggambarkan jenis tindakan yang mereka lakukan dengan lebih memadai. Namun, hal ini tidak berarti bahwa keadaan sosial yang buruk membikin ana-anak laki-laki itu kurang bertanggung jawab terhadap perilakunya secara moral. Oleh karenanya, usaha-usaha mendiskualifikasikan kelima anak itu sebagai aktor-aktor yang kompeten/telah matang tampaknya masih diragukan.

Perlakuan atau Hukuman

Perdebatan mengenai perjalanan pelayaran di atas lebih jelas lagi manakala sampai pada pemahaman untuk memilih konsep perlakuan (treatment) atau hukuman (punishment). Dalam perdebatan ini, ada yang berargumen anak-anak itu seharusnya didefinisikan sebagai agen yang bertanggungjawab atas hukuman yang diterimanya, dan ada yang mengartikan itu sebagai alasan yang dapat diterima baik apakah secara psikologis, pendidikan, atau sosial.

Hukuman biasanya didasarkan atas suatu tindakan yang telah terjadi dan terkait dengan pengaruh atas tindakannya. Tujuan hukuman diberikan agar seseorang bertanggungjawab atas tindakannya. Jika hukuman telah diberikan, mungkin dapat memutuskan apakah orang tersebut bersalah atas tindakan kriminalnya ataukah tidak. Sedangkan konsep ;perlakuan; bisa jadi berlawanan dengan ;hukuman;. Perlakuan pada dasarnya tidak terkait dengan apa yang telah dilakukan seseorang, tetapi apa yang mungkin seseorang lakukan di masa mendatang. Fakta apa yang telah dilakukan seseorang dianggap penting hanya sebagai sebuah indikasi kemungkinan tindakan di masa mendatang sebagai pengembangan sosial seorang warga yang masih muda. Perlakuan ditujukan sebagai pengembangan di masa mendatang yang akan menghasilkan rehabilitasi sosial dan sebuah gaya hidup non-kriminal. Jadi dengan kata lain, treatment atau cara memperlakukan seseorang lebih melihat ke masa depan, sedangkan hukuman lebih melihat ke masa lalu.

Beragam komentar menanggapi pelayaran lima anak ini yang ditangani oleh departemen kesejahteraan sosial Stockholm. Ada yang menganggap seharusnya mereka dihukum atas kriminalitas yang telah dilakukannya. Ada yang merupakan pendapat sebagian besar warga kota, pemberian kesempatan berlayar kepada lima pelaku kriminal tersebut diasosiasikan sebagai hanya untuk bersenang-senang dan liburan. Sedangkan beberapa komentar berargumen, seharusnya anak-anak itu dikirim berlayar di musim dingin yang penuh badai agar merasakan pelayaran itu sebagai hukumannya. Beberapa pihak yang mendukung misi perjalanan itu berpendapat, apapun tidaklah mudah untuk menginterpretasikan segala kemungkinan kalau hanya melihat sebagian kecil dari perjalanan itu dan kesimpulan mereka bahwa anak-anak itu diharapkan dapat belajar selama perjalanan.

Jadi dalam konteks ini, pilihannya antara punishment dan treatment. Pihak yang setuju dengan hukuman memandang anak-anak itu sebagai pelaku yang harus bertanggungjawab dan dapat diberi hukuman. Di lain pihak, para penganut pendekatan humanis bersikukuh yang setuju dengan perjalanan mendefinisikan anak-anak itu sebagai bagian dari subyek yang belum matang, yang dirusak oleh lingkungan sosialnya, dan yang tidak mampu berperilaku sebagai warga kota yang bertanggungjawab., maka tidaklah seharusnya mereka menanggung sebuah hukuman. Pendek kata, para humanis membela anak-anak ini sebagai warga dalam posisi sosial yang marjinal. Maka, tujuan perlakuan terhadap mereka hanya dapat berhasil melalui redefinisi atas warga yang belum matang. Karenanya tidak seketika diberi hukuman, tetapi seharusnya diperlakukan untuk peredaan perilaku mereka untuk masa depan dengan gaya hidup non-kriminal.

KESIMPULAN
Perdebatan di Swedia mengkonfirmasikan gagasan yang disampaikan oleh Emile Durkheim (1893/1989) seratus tahun yang lalu: kriminalitas bukan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari suatu tindakan atau seseorang tetapi lebih kepada suatu fenomena yang didifinisikan oleh suatu reaksi sosial (cf.Becker 1963). Lima anak Swedia yang dinyatakan sebagai kriminal dan sebagai masalah sosial berawal ketika mereka ditahan dan ditanya oleh polisi. Bagi polisi dan jaksa, anak-anak tersebut menghadapi masalah hukum dan dinyatakan sebagai kriminal. Ketika anak-anak tersebut dikembalikan kepada masyarakat, otoritas sosial menyatakan lagi bahwa anak-anak itu sebagai suatu masalah sosial yang membutuhkan perlakuan (treatment) yang baik, bukan langsung dihukum.

Secara mendasar, proses ini dapat ditandai sebagai proses pengkategorisasian: anak-anak dan aksi-aksi mereka harus dikategorikan dalam suatu cara tertentu agar otoritas dapat memutuskan keabsahan ukuran-ukuran mereka. Penggunaan kategori tergantung pada dua keadaan. Pertama, seluruh institusi tidak memiliki pengkategorian sosial yang sama. Kedua, mereka menggunakan pengkategorian itu dalam berbagai cara. Suatu kategori seperti ;kriminal;, mendifinisikan para pelaku dan aksi-aksinya dengan kerangka hukum, yang utamanya dipakai oleh institusi hukum, seperti polisi dan departemen kehakiman. Satu kategori seperti kenakalan remaja didefinisikan sebagai seseorang dengan perbuatan-perbuatannya yang dikaitkan dengan norma-norma moral dan sosial, dan secara tradisional digunakan oleh agen-agen sosial dan kelompok-kelompok profesional seperti para pekerja sosial dan psikolog. Lembaga-lembaga psikiater menggunakan kategori-kategori sosial yang menempatkan pelaku sebagai sesuatu hal yang menyimpang dari norma-norma sosial.

Walaupun suatu lembaga memiliki kategori-kategori sosial, namun penggunaan dari kategori-kategori ini tidak selalu tanpa masalah. Kategorisasi terhadap 5 anak menjelaskan tentang seseorang dan aksi-aksi mereka, aksi-aksi tertentu digambarkan, sementara aksi yang lain dihilangkan, fakta-fakta kontekstual tertentu ditekankan, sedangkan yang lain tidak, dan beberapa tipe dari faktor-faktor disorot sementara lainnya tidak disebutkan. Dalam semangat ini kategorisasi jangan dilihat seperti suatu uraian atau laporan objektif, tetapi sebagai bagian dari suatu wacana kelembagaan yang berkelanjutan, guna bernegosiasi dan mengusulkan kategori-kategori sosial.

Proses ini secara normal tersembunyi atau paling tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, namun bisa dilihat melalui proses birokrasi dan diskusi antara aparat pemerintahan, pekerja sosial, polisi dan sebagainya. Debat publik di Swedia membawa proses ini kedalam pusat perhatian dan memungkinkan kita untuk melihat paling tidak bagian-bagian dari proses tersebut dimana 5 anak dikonstruksikan sebagai masalah sosial dan kriminal. Lebih spesifik lagi, pengelompokkan institusional itu menjadi bagian dari wacana yang lebih luas yang meliputi mass media,televisi, radio dan suratkabar.

Wacana ini menyangkut keyakinan dasar tertentu yang berkaitan dengan tanggung jawab dan makna kewarganegaraan serta tingkat usia dan faktor-faktor kontekstual sosial bisa diperdebatkan disini. Para pendukung apa yang disebutkan penulis sebagai suatu posisi humanitarian menyatakan bahwa kelima anak lelaki tidak bisa dianggap sebagai pihak yang bertanggung jawab sepenuhnya karena faktor usia dan latar belakang sosial mereka serta mengajukan alternatif atas dakwaan kriminal. Para pendukung yang berada pada posisi lebih konservatif menyatakan bahwa anak-anak ini seharusnya dihukum.

tugas mepping

0 komentar
Apa yang pengertian pergaulan bebas,faktor pergaulan bebas dan dampak pergaulan bebas????

Pengertian Pergaulan Bebas
A. Pengertian Pergaulan Bebas
Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship).
Pergaulan juga adalah HAM setiap individu dan itu harus dibebaskan, sehingga setiap manusia tidak boleh dibatasi dalam pergaulan, apalagi dengan melakukan diskriminasi, sebab hal itu melanggar HAM. Jadi pergaulan antar manusia harusnya bebas, tetapi tetap mematuhi norma hukum, norma agama, norma budaya, serta norma bermasyarakat. Jadi, kalau secara medis kalau pergaulan bebas namun teratur atau terbatasi aturan-aturan dan norma-norma hidup manusia tentunya tidak akan menimbulkan ekses-ekses seperti saat ini.

B. Penyebab & Dampak Maraknya Pergaulan Bebas Remaja Indonesia

a. Ada banyak sebab remaja melakukan pergaulan bebas. Penyebab tiap remaja mungkin berbeda tetapi semuanya berakar dari penyebab utama yaitu kurangnya pegangan hidup remaja dalam hal keyakinan/agama dan ketidakstabilan emosi remaja. Hal tersebut menyebabkan perilaku yang tidak terkendali, seperti pergaulan bebas & penggunaan narkoba yang berujung kepada penyakit seperti HIV & AIDS ataupun kematian. Berikut ini di antara penyebab maraknya pergaulan bebas di Indonesia:
- Sikap mental yang tidak sehat
Sikap mental yang tidak sehat membuat banyaknya remaja merasa bangga terhadap pergaulan yang sebenarnya merupakan pergaulan yang tidak sepantasnya, tetapi mereka tidak memahami karena daya pemahaman yang lemah. Dimana ketidakstabilan emosi yang dipacu dengan penganiayaan emosi seperti pembentukan kepribadian yang tidak sewajarnya dikarenakan tindakan keluarga ataupun orang tua yang menolak, acuh tak acuh, menghukum, mengolok-olok, memaksakan kehendak, dan mengajarkan yang salah tanpa dibekali dasar keimanan yang kuat bagi anak, yang nantinya akan membuat mereka merasa tidak nyaman dengan hidup yang mereka biasa jalani sehingga pelarian dari hal tersebut adalah hal berdampak negatif, contohnya dengan adanya pergaulan bebas.
- Pelampiasan rasa kecewa
Yaitu ketika seorang remaja mengalami tekanan dikarenakan kekecewaannya terhadap orang tua yang bersifat otoriter ataupun terlalu membebaskan, sekolah yang memberikan tekanan terus menerus(baik dari segi prestasi untuk remaja yang sering gagal maupun dikarenakan peraturan yang terlalu mengikat), lingkungan masyarakat yang memberikan masalah dalam sosialisasi, sehingga menjadikan remaja sangat labil dalam mengatur emosi, dan mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif di sekelilingnya, terutama pergaulan bebas dikarenakan rasa tidak nyaman dalam lingkungan hidupnya.
- Kegagalan remaja menyerap norma
Hal ini disebabkan karena norma-norma yang ada sudah tergeser oleh modernisasi yang sebenarnya adalah westernisasi.



b. Dampak dari pergaulan bebas
Pergaulan bebas identik sekali dengan yang namanya “dugem” (dunia gemerlap). Yang sudah menjadi rahasia umum bahwa di dalamnya marak sekali pemakaian narkoba. Ini identik sekali dengan adanya seks bebas. Yang akhirnya berujung kepada HIV/AIDS. Dan pastinya setelah terkena virus ini kehidupan remaja akan menjadi sangat timpang dari segala segi.

C. Solusi Untuk Menyelesaikan Masalah Pergaulan Bebas
Kita semua mengetahui peningkatan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME, penyaluran minat dan bakat secara positif merupakan hal-hal yang dapat membuat setiap orang mampu mencapai kesuksesan hidup nantinya. Tetapi walaupun kata-kata tersebut sering ‘didengungkan’ tetap saja masih banyak remaja yang melakukan hal-hal yang tidak sepatutnya dilakukan. Selain daripada solusi di atas masih banyak solusi lainnya. Solusi-solusi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Memperbaiki cara pandang dengan mencoba bersikap optimis dan hidup dalam “kenyataan”, maksudnya sebaiknya remaja dididik dari kecil agar tidak memiliki angan-angan yang tidak sesuai dengan kemampuannya sehingga apabila remaja mendapatkan kekecewaan mereka akan mampu menanggapinya dengan positif.
2. Menjaga keseimbangan pola hidup. Yaitu perlunya remaja belajar disiplin dengan mengelola waktu, emosi, energi serta pikiran dengan baik dan bermanfaat, misalnya mengatur waktu dalam kegiatan sehari-hari serta mengisi waktu luang dengan kegiatan positif
3. Jujur pada diri sendiri. Yaitu menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu ingin yang terbaik untuk diri masing-masing. Sehingga pergaulan bebas tersebut dapat dihindari. Jadi dengan ini remaja tidak menganiaya emosi dan diri mereka sendiri.
4. Memperbaiki cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga terbina hubungan baik dengan masyarakat, untuk memberikan batas diri terhadap kegiatan yang berdampak negatif dapat kita mulai dengan komunikasi yang baik dengan orang-orang di sekeliling kita.
5. Perlunya remaja berpikir untuk masa depan. Jarangnya remaja memikirkan masa depan. Seandainya tiap remaja mampu menanamkan pertanyaan “Apa yang akan terjadi pada diri saya nanti jika saya lalai dalam menyusun langkah untuk menjadi individu yang lebih baik?” kemudian hal itu diiringi dengan tindakan-tindakan positif untuk kemajuan diri para remaja. Dengan itu maka remaja-remaja akan berpikir panjang untuk melakukan hal-hal menyimpang dan akan berkurangnya jumlah remaja yang terkena HIV & AIDS nantinya.

Selain usaha dari diri masing-masing sebenarnya pergaulan bebas dapat dikurangi apabila setiap orang tua dan anggota masyarakat ikut berperan aktif untuk memberikan motivasi positif dan memberikan sarana & prasarana yang dibutuhkan remaja dalam proses keremajaannya sehingga segalanya menjadi bermanfaat dalam kehidupan tiap remaja.

Saat ini kita banyak melihat bagaimana generasi kita khususnya anak-anak muda terjerumus dalam pergaulan yg tidak berkenan kepada Tuhan (Free sex, narkoban dll).Saya melihat ada beberapa faktor yang menyebabkan semua ini terjadi.Apa yang saya tuliskan ini mungkin masih bisa diperdebatkanatau masih bisah ditambahkan oleh semua kekasih Tuhanyang merasa bahwa bukan hanya faktor-faktor ini saja yang menyebabkan anak-anak muda terjerumus dalam pergaulan bebas.Saya berharap tulisan saya ini menjadi suatu perenungan bagi kita bersama-samauntuk memikirkan jalan keluarketika melihat generasi muda kitamungkin adalah anak kita atau teman-teman kitayg sudah terjerumus kedalam pergaulan yang salah.

Ada beberapa faktor - dan masih ada juga faktor yg lain - yang banyak mempengaruhi terjadinya pergaulan buruk dari kalangan anak-anak muda, yakni:
I. Faktor Orang Tua
Para orang tua perlu menyadari bahwa jaman telah berubah.System komunikasi, pengaruh media masa, kebebasan pergaulan dan modernisasi di berbagai bidang dengan cepat memepengaruhi anak-anak kita.Budaya hidup kaum muda masa kini, berbeda dengan jamanpara orang tua masih remaja dulu. Pengaruh pergaulan yang datang dari orang tuadalam era ini, dapat kita sebutkan antara lain:
* FAKTOR KESENJANGANPada sebagian masyarakat kita masih terdapat anak-anak yang merasa bahwa orang tua mereka ketinggalan jaman dalam urusan orang muda. Anak-anak muda cenderung meninggalkan orang tua, termasuk dalam menentukan bagaimana mereka akan bergaul. Sementara orang tua tidak menyadari kesenjangan ini sehingga tidak ada usaha mengatasinya.
* FAKTOR KEKURANG PEDULIANOrang tua kurang perduli terhadap pergaulan muda-mudi. Mereka cenderung menganggap bahwa masalah pergaulan adalah urusan anak-anak muda, nanti orang tua akan campur tangan ketika telah terjadi sesuatu. Padahal ketika sesuatu itu telah terjadi, segala sesuatu sudah terlambat
* FAKTOR KETIDAKMENGERTIANKasus ini banyak terjadi pada para orang tua yang kurang menyadari kondisi jaman sekarang. Mereka merasa sudah melakukan kewajibannya dengan baik, tetapi dalam urusan pergaulan anak-anaknya, ternyata tidak banyak yang mereka lakukan. Bukannya mereka tidak perduli, tetapi memang mereka tidak tahu apa yang harus mereka perbuat.
* FAKTOR IMAN ORANG TUAKasus ini terjadi kepada para orang tua yang imannya tidak handal, mereka adalah orang Kristen KTP saja yang menganggap kekristenan adalah kegiatan agamawi atau sedikit pelengkap dalam hidup. Orang-orang ini akan melihat para aktifis gereja sebagai golongan fanatic agama. Ini yang terjadi, maka mereka bahkan akan melarang anak-anak mereka untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan gereja. Mereka adalah orang Kristen, tetapi mereka khawatir jika terlalu aktif ke gereja, anak-anak mereka akan tertarik menjadi pendeta. Akibatnya anak-anak mereka akan bertumbuh diluar jangkauan bimbingan kerohanian yang diadakan oleh gereja
* FENJAGAAN SECARA ROHANIIni sebenarnya terkait dengan keimanan orang tua juga, namun banyak orang Kristen yang baik, juga tidak sungguh-sungguh berdoa sejak awal untuk pergaulan anak-anak mereka. Padahal doa adalah hal utama yang semestinya dilakukan sejak awal. Mereka akan berdoa disaat saat anak-anak mereka sudah terjerumus dalam pergaulan bebas.

II. Faktor Dari Kaum Muda ITU Sendiri
Orang Muda sebagai pelaku utama dalam pergaulantentunya harus yang pertama menyadari akan kerawanan-kerawanan merekadalam pergaulan.Adapun beberapa factor yang datang dari orang muda, yaitu:
* FAKTOR KESADARAN ATAU KEDEWASAANFactor ini bukan hanya umurnya yang kurang, tetapi orang muda pada umumnya memang memiliki kecenderungan belum memiliki modal yang cukup dalam mempertimbangkan, memutuskan dan melakukan segala sesuatu, misalnya pengalaman belum cukup, usia masih sedikit, kedewasaan belum penuh, pertimbangan belum matang, kurang menyadari akan bahaya, cenderung meremehkan hal-hal yang sebenarnya penting, belum dapat menghayati sakitnya akibat dari tindakan yang salah, sehingga sering terjebak dalam langkah yang berbahaya. Ditambah lagi kecenderungan orang muda ingin mencoba-coba sesuatu yang baru yang belum pernah dirasakan atau dialaminya
* FAKTOR BUDAYAOrang muda cenderung menganggap bahwa pergaulan bebas adalah budaya orang muda jaman sekarang. Mereka merasa pergaulan bebas adalah hak mereka. Mereka mengatakan sekaranglah waktunya bergaul sebebas-bebasnya. Hal ini menimbulkan budaya iseng. Daripada dikatakan tidak gaul, mereka akhirnya bergaul sebebas-bebasnya
* FAKTOR KESEIMBANGAN HIDUPOrang muda memiliki potensi, tenaga, idealisme, semangat yang sedang bertumbuh dan sedang mekar-mekarnya, termasuk nafsu seksualitanya, dll. Kondisi ini jika tidak didukung prinsip-prinsip rohani yang kuat, penguasaan diri yang baik, dan pendampingan dari seorag senior yang handal akan berakibat fatal. Maka banyak kehidupan orang muda cenderung menjadi liar.
* FAKTOR KEYAKINANIni sebenarnya faktor terpenting dalam membekali orang muda menjalani hidup. Orang muda yang imannya tidak handal, memiliki kecenderungan untuk tidak berjalan dalam jalan Tuhan, termasuk tidak berdoa untuk pergaulan mereka. Sebaliknya yang imannya handal dan berjalan dalam jalan Tuhan, jelas akan menuai dalam damai sejahtera.

Dampak pergaulan bebas
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13 tahun sampai dengan 18 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan kekhawatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan dan orangtuanya.
Generasi muda adalah tulang punggung bangsa, yang diharapkan di masa depan mampu meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini agar lebih baik. Dalam mempersiapkan generasi muda juga sangat tergantung kepada kesiapan masyarakat yakni dengan keberadaan budayanya. Termasuk didalamnya tentang pentingnya memberikan filter tentang perilaku-perilaku yang negatif, yang antara lain; minuman keras, mengkonsumsi obat terlarang, sex bebas, dan lain-lain yang dapat menyebabkan terjangkitnya penyakit HIV/AIDS.
Sekarang ini zaman globalisasi. Remaja harus diselamatkan dari globalisasi. Karena globalisasi ini ibaratnya kebebasan dari segala aspek. Sehingga banyak kebudayaan-kebudayaan yang asing yang masuk. Sementara tidak cocok dengan kebudayaan kita. Sebagai contoh kebudayaan free sex itu tidak cocok dengan kebudayaan kita.
Pada saat ini, kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang menguatirkan. Para remaja dengan bebas dapat bergaul antar jenis. Tidak jarang dijumpai pemandangan di tempat-tempat umum, para remaja saling berangkulan mesra tanpa memperdulikan masyarakat sekitarnya. Mereka sudah mengenal istilah pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka, merupakan salah satu bentuk gengsi yang membanggakan. Akibatnya, di kalangan remaja kemudian terjadi persaingan untuk mendapatkan pacar. Pengertian pacaran dalam era globalisasi informasi ini sudah sangat berbeda dengan pengertian pacaran 15 tahun yang lalu. Akibatnya, di jaman ini banyak remaja yang putus sekolah karena hamil. Oleh karena itu, dalam masa pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan tentang idealisme dan kenyataan. Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa kenyataan sering tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan tidak selalu menjadi kenyataan. Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan kehangatan masa pacaran sesungguhnya tidak akan terus berlangsung selamanya.
Dalam memberikan pengarahan dan pengawasan terhadap remaja yang sedang jatuh cinta, orangtua hendaknya bersikap seimbang, seimbang antar pengawasan dengan kebebasan. Semakin muda usia anak, semakin ketat pengawasan yang diberikan tetapi anak harus banyak diberi pengertian agar mereka tidak ketakutan dengan orangtua yang dapat menyebabkan mereka berpacaran dengan sembunyi-sembunyi. Apabila usia makin meningkat, orangtua dapat memberi lebih banyak kebebasan kepada anak. Namun, tetap harus dijaga agar mereka tidak salah jalan. Menyesali kesalahan yang telah dilakukan sesungguhnya kurang bermanfaat.
Penyelesaian masalah dalam pacaran membutuhkan kerja sama orangtua dengan anak. Misalnya, ketika orangtua tidak setuju dengan pacar pilihan si anak. Ketidaksetujuan ini hendaknya diutarakan dengan bijaksana. Jangan hanya dengan kekerasan dan kekuasaan. Berilah pengertian sebaik-baiknya. Bila tidak berhasil, gunakanlah pihak ketiga untuk menengahinya. Hal yang paling penting di sini adalah adanya komunikasi dua arah antara orangtua dan anak. Orangtua hendaknya menjadi sahabat anak. Orangtua hendaknya selalu menjalin dan menjaga komunikasi dua arah dengan sebaik-baiknya sehingga anak tidak merasa takut menyampaikan masalahnya kepada orangtua.
Dalam menghadapi masalah pergaulan bebas antar jenis di masa kini, orangtua hendaknya memberikan bimbingan pendidikan seksual secara terbuka, sabar, dan bijaksana kepada para remaja. Remaja hendaknya diberi pengarahan tentang kematangan seksual serta segala akibat baik dan buruk dari adanya kematangan seksual. Orangtua hendaknya memberikan teladan dalam menekankan bimbingan serta pelaksanaan latihan kemoralan. Dengan memiliki latihan kemoralan yang kuat, remaja akan lebih mudah menentukan sikap dalam bergaul. Mereka akan mempunyai pedoman yang jelas tentang perbuatan yang boleh dilakukan dan perbuatan yang tidak boleh dikerjakan. Dengan demikian, mereka akan menghindari perbuatan yang tidak boleh dilakukan dan melaksanakan perbuatan yang harus dilakukan.
Berdasarkan penelitian di berbagai kota besar di Indonesia, sekitar 20 hingga 30 persen remaja mengaku pernah melakukan hubungan seks. Celakanya, perilaku seks bebas tersebut berlanjut hingga menginjak ke jenjang perkawinan. Ancaman pola hidup seks bebas remaja secara umum baik di pondokan atau kos-kosan tampaknya berkembang semakin serius. Pakar seks juga specialis Obstetri dan Ginekologi Dr. Boyke Dian Nugraha di Jakarta mengungkapkan, dari tahun ke tahun data remaja yang melakukan hubungan seks bebas semakin meningkat. Dari sekitar lima persen pada tahun 1980-an, menjadi dua puluh persen pada tahun 2000. Kisaran angka tersebut, kata Boyke, dikumpulkan dari berbagai penelitian di beberapa kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, Palu dan Banjarmasin. Bahkan di pulau Palu, Sulawesi Tenggara, pada tahun 2000 lalu tercatat remaja yang pernah melakukan hubungan seks pranikah mencapai 29,9 persen.
Kelompok remaja yang masuk ke dalam penelitian tersebut rata-rata berusia 17-21 tahun, dan umumnya masih bersekolah di tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau mahasiswa. Namun dalam beberapa kasus juga terjadi pada anak-anak yang duduk di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Tingginya angka hubungan seks pranikah di kalangan remaja erat kaitannya dengan meningkatnya jumlah aborsi saat ini, serta kurangnya pengetahuan remaja akan reproduksi sehat. Jumlah aborsi saat ini tercatat sekitar 2,3 juta, dan 15-20 persen diantaranya dilakukan remaja. Hal ini pula yang menjadikan tingginya angka kematian ibu di Indonesia, menjadikan Indonesia sebagai negara yang angka kematian ibunya tertinggi di seluruh Asia Tenggara.
Dari sisi kesehatan, perilaku seks bebas bisa menimbulkan berbagai gangguan. Diantaranya, terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Selain tentunya kecenderungan untuk aborsi, juga menjadi salah satu penyebab munculnya anak-anak yang tidak diinginkan. Keadaan ini juga bisa dijadikan bahan pertanyaan tentang kualitas anak tersebut, apabila ibunya sudah tidak menghendaki. Seks pranikah, lanjut Boyke juga bisa meningkatkan resiko kanker mulut rahim. Jika hubungan seks tersebut dilakukan sebelum usia 17 tahun, risiko terkena penyakit tersebut bisa mencapai empat hingga lima kali lipat.
Sekuat-kuatnya mental seorang remaja untuk tidak tergoda pola hidup seks bebas, kalau terus-menerus mengalami godaan dan dalam kondisi sangat bebas dari kontrol, tentu suatu saat akan tergoda pula untuk melakukannya. Godaan semacam itu terasa lebih berat lagi bagi remaja yang memang benteng mental dan keagamaannya tidak begitu kuat. Saat ini untuk menekankan jumlah pelaku seks bebas-terutama di kalangan remaja-bukan hanya membentengi diri mereka dengan unsur agama yang kuat, juga dibentengi dengan pendampingan orang tua dan selektivitas dalam memilih teman-teman. Karena ada kecenderungan remaja lebih terbuka kepada teman dekatnya ketimbang dengan orang tua sendiri.
Selain itu, sudah saatnya di kalangan remaja diberikan suatu bekal pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah-sekolah, namun bukan pendidikan seks secara vulgar. Pendidikan Kesehatan Reproduksi di kalangan remaja bukan hanya memberikan pengetahuan tentang organ reproduksi, tetapi bahaya akibat pergaulan bebas, seperti penyakit menular seksual dan sebagainya. Dengan demikian, anak-anak remaja ini bisa terhindar dari percobaan melakukan seks bebas. Dalam keterpurukan dunia remaja saat ini, anehnya banyak orang tua yang cuek bebek saja terhadap perkembangan anak-anaknya. Kini tak sedikit orang tua dengan alasan sibuk karena termasuk tipe “jarum super” alias jarang di rumah suka pergi; lebih senang menitipkan anaknya di babby sitter. Udah gedean dikit di sekolahin di sekolah yang mahal tapi miskin nilai-nilai agama.
Acara televisi begitu berjibun dengan tayangan yang bikin ‘gerah’, Video klip lagu dangdut saja, saat ini makin berani pamer aurat dan adegan-adegan yang bikin dek-dekan jantung para lelaki. Belum lagi tayangan film yang bikin otak remaja teracuni dengan pesan sesatnya. Ditambah lagi, maraknya tabloid dan majalah yang memajang gambar “sekwilda”, alias sekitar wilayah dada; dan gambar “bupati”, alias buka paha tinggi-tinggi. Konyolnya, pendidikan agama di sekolah-sekolah ternyata tidak menggugah kesadaran remaja untuk kritis dan inovatif.

Kesimpulanya bahwa semua pergaulan bebas itu mempunyai faktor tertentu dan dampak tertentu

Senin, 01 November 2010

layanan

0 komentar
Layanan STUDENTSITE Gunadarma University


STUDENTSITE
http://studentsite.gunadarma.ac.id/

Salah satu sistem yang sedang berjalan pada perguruan tinggi Universitas Gunadarma adalah Studentsite. Studentsite adalah salah satu layanan yang diberikan kepada mahasiswa yang di-launching pada tanggal 23 November 2006. Studentsite adalah fasilitas berbasis web yang diperuntukan bagi semua mahasiswa Universitas Gunadarma yang masih aktif. Dengan fasilitas ini, mahasiswa Universitas Gunadarma dapat berkolaborasi dan saling mendapatkan informasi antar civitas akademika Universitas Gunadarma.


Studentsite merupakan salah satu komponen informasi yang cukup penting bagi mahasiswa Universitas Gunadarma. Di dalam studentsite para mahasiswa dapat mengetahui informasi yang berhubungan dengan mereka, oleh karena itu kemudahan untuk mengakses Studentsite sangatlah diperlukan. Fasilitas yang terdapat pada aplikasi ini yaitu fasilitas untuk melihat jadwal kuliah, jadwal ujian, rangkuman nilai mahasiswa, berita Studentsite, berita BAAK, berita Gunadarma dan banyak link yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan perkuliahan di Universitas Gunadarma.
Mahasiswa dapat menggunakan fasilitas ini dengan mendaftarkan dengan cara aktifasi account Studentsite .
Dengan Langkah-Langkah sebagai berikut :
Verifikasi Data ( Memastikan bahwa anda terdaftar sebagai mahasiswa Gunadarma )
Pengisian Data ( Isi kelengkapan data pada form yang di sediakan sesuai dengan ketentuan )
Aktifasi Sukses ( jika step 1 dan 2 sukses, maka anda telah terdaftar di studentsite-UG).
FITUR - FITUR

Dalam studentsite mahasiswa bisa mendapatkan berita-berita terkini tentang Universitas Gunadarma yang juga dimuat di situs resmi universitas. Selain itu, semua berita akademis yang terdapat dalam menu/fitur-fitur studentsite diantaranya : Menu Layanan, Locker, Email, Calendar, Addressbook, Infolog, File Manager, Forum, Bookmarks, Polls, dan Logout.

MENU LAYANAN :
1. Home
Menu Home di gunakan untuk kembali ke tampilan awal / tampilan pertama kalinya login ke studentsite.
Kelebihan : mudah di gunakan dan sangat mudah dimengerti.
Kekurangan : tampilannya menurut saya masih belom maksimal.

2. WWW news
Menu ini di gunakan untuk melihat informasi terbaru mengenai Universitas Gunadarma.
Kelebihan : mudah di gunakan dan mudah di pahami.
Kekurangan : tidak ada.

3. BAAK news
Menu ini digunakan untuk melihat segala informasi yang di berikan oleh pihak yang mengurus sistem BAAK tersebut contoh informasi tersebut seperti perbaikan mata kuliah softskill semester genap 2009/2010, pengumuman pendidikan agama kristen. kita dapat melihat segala informasi yang kita perlukan melauli fasilitas BAAK news.

Kelebihan : dapat memberikan informasi yang penting bagi mahasiswa dan informasi yang di berikan cukup jelas.
Kekurangan : terkadang informasinya telat di berikan.

4. Lecture messages
Menu ini di gunakan untuk melihat informasi yang akan di berikan oleh dosen maupun Administrator UG. informasi yang di berikan dapat berupa tugas tulisan dan informasi lainnya.


Kelebihan : mudah di pahami dan informasinya cukup jelas.
Kekurangan : mahasiswa jarang ada yang mengetahui adanya pesan. karena tidak adanya tanda pesan baru seperti halnya SMS di handphone yang muncul pesan baru. apabila mahasiswa jarang membuka lecture messages maka tidak mengetahui adanya informasi.

5. Rangkuman Nilai
Menu ini di gunakan untuk melihat hasil yang di capai mahasiswa. berupa rangkuman nilai lokal, utama, workshop/kursus, skipsi dan info UM.
Kelebihan : hasil rangkuman nilai yang di informasikan cukup jelas dan mudah di pahami.
Kekurangan : tidak ada masalah.

6. Jadwal Kuliah
Menu ini merupakan menu yang harus selalu di ketahui oleh para mahasiswa karena menu ini menginformasikan jadwal kuliah sewaktu - waktu akan berubah, seperti hari, dosen, mata kuliah, waktu dan ruang. Apabila mahasiswa jarang membuka menu jadwal kuliah ini maka para mahasiswa akan mengalami kesalahan apabila ada pergantian mata kulia,waktu atau ruang.
Kelebihan : informasi berupa jadwal kuliah yang di berikan sangat lah jelas.
Kekurangan : tidak ada masalah.

7. Jadwal ujian
Menu jadwal ujian merupakan menu yang penting untuk di ketahui para mahasiswa agar tidak kesalahan jadwal ujian karena apabila mengalami kesalahan jadwal akan menyulitkan para mahasiswa. informasi yang di berikan pada jadwal ujian ini adalah hari, tanggal ujian, mata kuliah yang di ujikan, waktu dan ruang ujian.
Kelebihan : jadwalnya jelas dan mudah di pahami.
Kekurangan : tidak ada masalah.

8. Bebas perpustakaan
Menu ini berguna untuk meminjam buku di perpustakaan dengan syarat sudah terdaftar dalam bebas perpustakaan.
Kelebihan : mudah di gunakan.
Kekurangan : tidak adanya informasi mengenai perpustakaan tentang syarat - syarat yang harus di penuhi mengenai bebas perpustakaan.

9. Surat Keterangan
Menu ini digunakan untuk membuat surat keterangan harus dengan syarat -syarat tertentu. Surat keterangan yang di buat diantaranya bisa berupa surat cuti akademik dan lain - lain.
Kelebihan : mudah di gunakan dan di pahami.
Kekurangan : tidak ada.

10. Info absensi
Menu ini di gunakan untuk melihat informasi mengenai absensi mahasiswa selama perkuliahan.
Kelebihan : informasi mengenai absensi cukup jelas.
Kekurangan : tidak ada.

11. Pendaftaraan lomba blog
Menu ini di gunakan untuk para mahasiswa dalam perlombaan membuat blog. yang diselenggarakan oleh UG, apabila ingin mengikuti lomba tersebut harus mendaftarkan diri dengan memberi tahukan NPM, nama, kelas, no telepon, dan alamat blog yang akan di lombakan.
Kelebihan : mudah di gunakan dan mudah untuk mendaftar ke lomba blog.
Kekurangan : tidak ada.

12. Info seminar (UG portfolio)
Menu ini di gunakan untuk mengikuti seminar yang di selenggarakan oleh UG. apabila para mahasiswa ingin mengikuti seminar tersebut mahasiswa dapat mendaftar ke menu Info seminar.

Kelebihan : jelas dan mudah di pahami.
Kekurangan : tidak ada.

13. Tulisan (UG portfolio)
Menu ini di gunakan untuk membuat tulisan pribadi dengan membuat tulisan pribadi di blog kemudian di postingkan ke Tulisan (UG portfolio) dengan cara mencantumkan Title / judul tulisan dan URL nya kemudian submit.
Kelebihan : mudah di gunakan dan mudah di pahami.
Kekurangan : tidak dapat menghapus apabila sudah di submit.

14. Tugas (UG portfolio)
Menu ini di gunakan untuk para mahasiswa mempostingkan tugas yang telah di selesaikan. dengan cara mencantumkan Title, URL dan mata kuliah kemudian Submit.
Kelebihan : mudah digunakan dan mudah di pahami.
Kekurangan : tidak bisa di hapus.

15. Deposit library
Situs ini ditujukan untuk anggota Perpustakaan Universitas Gunadarma secara khusus dan masyarakat pada umumnya. Layanan-layanan jarak jauh disediakan pada situs ini untuk memberikan kemudahan bagi pengguna jasa Perpustakaan Universitas Gunadarma untuk meningkatkan pengetahuannya. Perpustakaan UG merupakan unit yang berfungsi memberikan pelayanan informasi kepada mahasiswa, dosen dalam melaksanakan tugas-tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi yang mencakup pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Perpustakaan UG dilengkapi dengan beragam bahan pustaka yang terdiri dari buku literatur baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris, majalah, jurnal ilmiah serta buku ilmu pengetahuan lainnya. Fasilitas Perpustakaan Universitas Gunadarma digunakan oleh mahasiswa, dosen, karyawan dan alumni Universitas Gunadarma.
Kelebihan : memberikan fasilitas yang baik bukunya yang lengkap.
Kekurangan : tidak ada.

16. Warta Warga
Menu ini di gunakan untuk menulis sesuatu yang ingin di tampilkan pada warta warga. dan kita dapat melihat mahasiswa yang sedang berdiskusi.
Kelebihan : jelas mudah digunakan dan mudah di pahami.
Kekurangan : terkadang sering ada kesalahan koneksi sehingga tidak dapat di buka.

17. Blog komunitas perbankan
Menu ini di gunakan untuk berdiskusi mengenai perbankan mahasiswa dapat membuat judul dan tulisan yang akan di tampilakan pada blog komunitas perbankan sehingga para mahasiswa dapat melihan dan memberikan komentar sehingga akan menjadi bahan diskusi.
Kelebihan : jelas dan mudah digunakan.
Kekurangan : tidak ada.

18. Blog komunitas linux
Menu ini di gunakan untuk berdiskusi dan mahasiswa dapat menuliskan sesuatu untuk di tampilkan dan dapat menjadi bahan diskusi.
Kelebihan : mudah di gunakan mahasiswa.
Kekurangan : tidak ada.

19. Blog komunitas fotografi
Menu ini merupakan sarana diskusi para mahasiswa mengenai fotografi. dan para mahasiswa dapat menulikan bahan yang akan di tampilkan dan dapat menjadi bahan diskusi.
Kelebihan : mudah di gunakan dan ini merupakan sarana yang penting bagi mahasiswa yang menyukai blog tersebut.
Kekurangan : tidak ada.

20. Blog komunitas robotika
Menu ini kegunaannya sama dengan blog komunitas lainnya.
Kelebihan : mahasiswa dapat lebih kreatif menciptakan sesuatau yang baru.
Kekurangan : tidak ada.

21. Blog komunitas Arsitektur
Menu ini sama dengan menu blog komunitas lainnya.

22. Blog Komunitas Ekonomi Syariah
Menu yang kegunaaanya sama dengan menu blog komunitas lainnya.

23. Blog pasar modal
Menu ini keguanaannya sama dengan menu blog komunitas lainnya.

ICON FITUR :

1. Locker
Locker ini juga meyimpan pesan dosen (Lecture Message) yang diberikan oleh dosen dari mahasiswa yang bersangkutan, Rangkuman Nilai, Jadwal Kuliah , dan Jadwal Ujian. Jadi dengan hanya membuka locker, mahasiswa bisa tahu semua hal yang terkait dengan kegiatan akademisnya di Universitas Gunadarma.
Kelebihan : informasi yang di berikan cukup jelas dan selalu terbaru.
kekurangan : tidak ada.

2. E-mail
Fitur ini yang bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk mengirim ataupun menerima email

3. Calendar
Fitur ini memungkinkan si mahasiswa mengatur jadwal hariannya selayaknya agenda. Dengan demikian, tidak ada kegiatan yang terlewatkan atau terlupakan.

4. Addressbook
Studentsite juga memuat fitur address book yang dapat dimanfaatkan untuk mengelola alamat-alamat email kolega dari mahasiswa yang bersangkutan.

5. Infolog
Menu ini berguna untuk menapilkan infolog studentsite mahasiswa.

6. Filemanager
Menu ini berguna untuk menyimpan/mengatur file pribadi mahasiswa

7. Forum
Fitur ini juga menjadi daya tarik dari fasilitas studentsite. Mahasiswa dapat berkomunikasi dan bertukar pikiran mengenai suatu topik yang sedang hangat saat ini dengan rekan-rekannya melalui fitur ini.

8. Bookmarks
Fitur bookmark adalah fitur yang harus dimanfaatkan oleh mahasiswa yang sering mencari informasi melalui internet, terutama jika mereka memiliki situs favorit yang sering mereka kunjungi. Karena dengan fitur ini si mahasiswa dapat menyimpan URL situs favoritnya tersebut untuk referensi di kemudian hari.

9. Polls
Dengan fitur ini, mahasiswa bisa menjaring pendapat rekan-rekannya mengenai suatu topik, peristiwa maupun fenomena yang sedang terjadi

10. logout
Menu ini di gunakan apabila mahasiswa ingin keluar dari situs studentsite.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN STUDENTSITE

KELEBIHANNYA : studentsite memudahkan kita mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan perkuliahan. Namun demikian, alangkah lebih menariknya apabila studentsite dilengkapi dengan fitur “CHAT” seperti layaknya social networking. Hal tersebut akan menjadi daya tarik dan akan meningkatkan minat mahasiswa dalam menggunakan berbagai kemudahan yang terdapat dalam STUDENTSITE.

KEKURANGAN : Terkadang web studentsite susah untuk di akses. Mungkin karena servernya down atau mungkin karena maintenens servernya jadi menyulitkan kita untuk mengakses studentsite. Dan kekurangan yang lainnya adalah tidak adanya notification atau pengingat disetiap menu layanan yang muncul. Ini akan menyulitkan kita untuk membuka setiap menu layanan agar kita bisa mengetahui informasi yang telah kita dapatkan.

Link Tautan :
http://studentsite.gunadarma.ac.id/
http://baak.gunadarma.ac.id/

Sumber :
http://library.gunadarma.ac.id
http://karimahpatryani.wordpress.com
http://arlanwidiantara.blogspot.com

layanan

0 komentar
Layanan STUDENTSITE Gunadarma University


STUDENTSITE
http://studentsite.gunadarma.ac.id/

Salah satu sistem yang sedang berjalan pada perguruan tinggi Universitas Gunadarma adalah Studentsite. Studentsite adalah salah satu layanan yang diberikan kepada mahasiswa yang di-launching pada tanggal 23 November 2006. Studentsite adalah fasilitas berbasis web yang diperuntukan bagi semua mahasiswa Universitas Gunadarma yang masih aktif. Dengan fasilitas ini, mahasiswa Universitas Gunadarma dapat berkolaborasi dan saling mendapatkan informasi antar civitas akademika Universitas Gunadarma.


Studentsite merupakan salah satu komponen informasi yang cukup penting bagi mahasiswa Universitas Gunadarma. Di dalam studentsite para mahasiswa dapat mengetahui informasi yang berhubungan dengan mereka, oleh karena itu kemudahan untuk mengakses Studentsite sangatlah diperlukan. Fasilitas yang terdapat pada aplikasi ini yaitu fasilitas untuk melihat jadwal kuliah, jadwal ujian, rangkuman nilai mahasiswa, berita Studentsite, berita BAAK, berita Gunadarma dan banyak link yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan perkuliahan di Universitas Gunadarma.
Mahasiswa dapat menggunakan fasilitas ini dengan mendaftarkan dengan cara aktifasi account Studentsite .
Dengan Langkah-Langkah sebagai berikut :
Verifikasi Data ( Memastikan bahwa anda terdaftar sebagai mahasiswa Gunadarma )
Pengisian Data ( Isi kelengkapan data pada form yang di sediakan sesuai dengan ketentuan )
Aktifasi Sukses ( jika step 1 dan 2 sukses, maka anda telah terdaftar di studentsite-UG).
FITUR - FITUR

Dalam studentsite mahasiswa bisa mendapatkan berita-berita terkini tentang Universitas Gunadarma yang juga dimuat di situs resmi universitas. Selain itu, semua berita akademis yang terdapat dalam menu/fitur-fitur studentsite diantaranya : Menu Layanan, Locker, Email, Calendar, Addressbook, Infolog, File Manager, Forum, Bookmarks, Polls, dan Logout.

MENU LAYANAN :
1. Home
Menu Home di gunakan untuk kembali ke tampilan awal / tampilan pertama kalinya login ke studentsite.
Kelebihan : mudah di gunakan dan sangat mudah dimengerti.
Kekurangan : tampilannya menurut saya masih belom maksimal.

2. WWW news
Menu ini di gunakan untuk melihat informasi terbaru mengenai Universitas Gunadarma.
Kelebihan : mudah di gunakan dan mudah di pahami.
Kekurangan : tidak ada.

3. BAAK news
Menu ini digunakan untuk melihat segala informasi yang di berikan oleh pihak yang mengurus sistem BAAK tersebut contoh informasi tersebut seperti perbaikan mata kuliah softskill semester genap 2009/2010, pengumuman pendidikan agama kristen. kita dapat melihat segala informasi yang kita perlukan melauli fasilitas BAAK news.

Kelebihan : dapat memberikan informasi yang penting bagi mahasiswa dan informasi yang di berikan cukup jelas.
Kekurangan : terkadang informasinya telat di berikan.

4. Lecture messages
Menu ini di gunakan untuk melihat informasi yang akan di berikan oleh dosen maupun Administrator UG. informasi yang di berikan dapat berupa tugas tulisan dan informasi lainnya.


Kelebihan : mudah di pahami dan informasinya cukup jelas.
Kekurangan : mahasiswa jarang ada yang mengetahui adanya pesan. karena tidak adanya tanda pesan baru seperti halnya SMS di handphone yang muncul pesan baru. apabila mahasiswa jarang membuka lecture messages maka tidak mengetahui adanya informasi.

5. Rangkuman Nilai
Menu ini di gunakan untuk melihat hasil yang di capai mahasiswa. berupa rangkuman nilai lokal, utama, workshop/kursus, skipsi dan info UM.
Kelebihan : hasil rangkuman nilai yang di informasikan cukup jelas dan mudah di pahami.
Kekurangan : tidak ada masalah.

6. Jadwal Kuliah
Menu ini merupakan menu yang harus selalu di ketahui oleh para mahasiswa karena menu ini menginformasikan jadwal kuliah sewaktu - waktu akan berubah, seperti hari, dosen, mata kuliah, waktu dan ruang. Apabila mahasiswa jarang membuka menu jadwal kuliah ini maka para mahasiswa akan mengalami kesalahan apabila ada pergantian mata kulia,waktu atau ruang.
Kelebihan : informasi berupa jadwal kuliah yang di berikan sangat lah jelas.
Kekurangan : tidak ada masalah.

7. Jadwal ujian
Menu jadwal ujian merupakan menu yang penting untuk di ketahui para mahasiswa agar tidak kesalahan jadwal ujian karena apabila mengalami kesalahan jadwal akan menyulitkan para mahasiswa. informasi yang di berikan pada jadwal ujian ini adalah hari, tanggal ujian, mata kuliah yang di ujikan, waktu dan ruang ujian.
Kelebihan : jadwalnya jelas dan mudah di pahami.
Kekurangan : tidak ada masalah.

8. Bebas perpustakaan
Menu ini berguna untuk meminjam buku di perpustakaan dengan syarat sudah terdaftar dalam bebas perpustakaan.
Kelebihan : mudah di gunakan.
Kekurangan : tidak adanya informasi mengenai perpustakaan tentang syarat - syarat yang harus di penuhi mengenai bebas perpustakaan.

9. Surat Keterangan
Menu ini digunakan untuk membuat surat keterangan harus dengan syarat -syarat tertentu. Surat keterangan yang di buat diantaranya bisa berupa surat cuti akademik dan lain - lain.
Kelebihan : mudah di gunakan dan di pahami.
Kekurangan : tidak ada.

10. Info absensi
Menu ini di gunakan untuk melihat informasi mengenai absensi mahasiswa selama perkuliahan.
Kelebihan : informasi mengenai absensi cukup jelas.
Kekurangan : tidak ada.

11. Pendaftaraan lomba blog
Menu ini di gunakan untuk para mahasiswa dalam perlombaan membuat blog. yang diselenggarakan oleh UG, apabila ingin mengikuti lomba tersebut harus mendaftarkan diri dengan memberi tahukan NPM, nama, kelas, no telepon, dan alamat blog yang akan di lombakan.
Kelebihan : mudah di gunakan dan mudah untuk mendaftar ke lomba blog.
Kekurangan : tidak ada.

12. Info seminar (UG portfolio)
Menu ini di gunakan untuk mengikuti seminar yang di selenggarakan oleh UG. apabila para mahasiswa ingin mengikuti seminar tersebut mahasiswa dapat mendaftar ke menu Info seminar.

Kelebihan : jelas dan mudah di pahami.
Kekurangan : tidak ada.

13. Tulisan (UG portfolio)
Menu ini di gunakan untuk membuat tulisan pribadi dengan membuat tulisan pribadi di blog kemudian di postingkan ke Tulisan (UG portfolio) dengan cara mencantumkan Title / judul tulisan dan URL nya kemudian submit.
Kelebihan : mudah di gunakan dan mudah di pahami.
Kekurangan : tidak dapat menghapus apabila sudah di submit.

14. Tugas (UG portfolio)
Menu ini di gunakan untuk para mahasiswa mempostingkan tugas yang telah di selesaikan. dengan cara mencantumkan Title, URL dan mata kuliah kemudian Submit.
Kelebihan : mudah digunakan dan mudah di pahami.
Kekurangan : tidak bisa di hapus.

15. Deposit library
Situs ini ditujukan untuk anggota Perpustakaan Universitas Gunadarma secara khusus dan masyarakat pada umumnya. Layanan-layanan jarak jauh disediakan pada situs ini untuk memberikan kemudahan bagi pengguna jasa Perpustakaan Universitas Gunadarma untuk meningkatkan pengetahuannya. Perpustakaan UG merupakan unit yang berfungsi memberikan pelayanan informasi kepada mahasiswa, dosen dalam melaksanakan tugas-tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi yang mencakup pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Perpustakaan UG dilengkapi dengan beragam bahan pustaka yang terdiri dari buku literatur baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris, majalah, jurnal ilmiah serta buku ilmu pengetahuan lainnya. Fasilitas Perpustakaan Universitas Gunadarma digunakan oleh mahasiswa, dosen, karyawan dan alumni Universitas Gunadarma.
Kelebihan : memberikan fasilitas yang baik bukunya yang lengkap.
Kekurangan : tidak ada.

16. Warta Warga
Menu ini di gunakan untuk menulis sesuatu yang ingin di tampilkan pada warta warga. dan kita dapat melihat mahasiswa yang sedang berdiskusi.
Kelebihan : jelas mudah digunakan dan mudah di pahami.
Kekurangan : terkadang sering ada kesalahan koneksi sehingga tidak dapat di buka.

17. Blog komunitas perbankan
Menu ini di gunakan untuk berdiskusi mengenai perbankan mahasiswa dapat membuat judul dan tulisan yang akan di tampilakan pada blog komunitas perbankan sehingga para mahasiswa dapat melihan dan memberikan komentar sehingga akan menjadi bahan diskusi.
Kelebihan : jelas dan mudah digunakan.
Kekurangan : tidak ada.

18. Blog komunitas linux
Menu ini di gunakan untuk berdiskusi dan mahasiswa dapat menuliskan sesuatu untuk di tampilkan dan dapat menjadi bahan diskusi.
Kelebihan : mudah di gunakan mahasiswa.
Kekurangan : tidak ada.

19. Blog komunitas fotografi
Menu ini merupakan sarana diskusi para mahasiswa mengenai fotografi. dan para mahasiswa dapat menulikan bahan yang akan di tampilkan dan dapat menjadi bahan diskusi.
Kelebihan : mudah di gunakan dan ini merupakan sarana yang penting bagi mahasiswa yang menyukai blog tersebut.
Kekurangan : tidak ada.

20. Blog komunitas robotika
Menu ini kegunaannya sama dengan blog komunitas lainnya.
Kelebihan : mahasiswa dapat lebih kreatif menciptakan sesuatau yang baru.
Kekurangan : tidak ada.

21. Blog komunitas Arsitektur
Menu ini sama dengan menu blog komunitas lainnya.

22. Blog Komunitas Ekonomi Syariah
Menu yang kegunaaanya sama dengan menu blog komunitas lainnya.

23. Blog pasar modal
Menu ini keguanaannya sama dengan menu blog komunitas lainnya.

ICON FITUR :

1. Locker
Locker ini juga meyimpan pesan dosen (Lecture Message) yang diberikan oleh dosen dari mahasiswa yang bersangkutan, Rangkuman Nilai, Jadwal Kuliah , dan Jadwal Ujian. Jadi dengan hanya membuka locker, mahasiswa bisa tahu semua hal yang terkait dengan kegiatan akademisnya di Universitas Gunadarma.
Kelebihan : informasi yang di berikan cukup jelas dan selalu terbaru.
kekurangan : tidak ada.

2. E-mail
Fitur ini yang bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk mengirim ataupun menerima email

3. Calendar
Fitur ini memungkinkan si mahasiswa mengatur jadwal hariannya selayaknya agenda. Dengan demikian, tidak ada kegiatan yang terlewatkan atau terlupakan.

4. Addressbook
Studentsite juga memuat fitur address book yang dapat dimanfaatkan untuk mengelola alamat-alamat email kolega dari mahasiswa yang bersangkutan.

5. Infolog
Menu ini berguna untuk menapilkan infolog studentsite mahasiswa.

6. Filemanager
Menu ini berguna untuk menyimpan/mengatur file pribadi mahasiswa

7. Forum
Fitur ini juga menjadi daya tarik dari fasilitas studentsite. Mahasiswa dapat berkomunikasi dan bertukar pikiran mengenai suatu topik yang sedang hangat saat ini dengan rekan-rekannya melalui fitur ini.

8. Bookmarks
Fitur bookmark adalah fitur yang harus dimanfaatkan oleh mahasiswa yang sering mencari informasi melalui internet, terutama jika mereka memiliki situs favorit yang sering mereka kunjungi. Karena dengan fitur ini si mahasiswa dapat menyimpan URL situs favoritnya tersebut untuk referensi di kemudian hari.

9. Polls
Dengan fitur ini, mahasiswa bisa menjaring pendapat rekan-rekannya mengenai suatu topik, peristiwa maupun fenomena yang sedang terjadi

10. logout
Menu ini di gunakan apabila mahasiswa ingin keluar dari situs studentsite.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN STUDENTSITE

KELEBIHANNYA : studentsite memudahkan kita mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan perkuliahan. Namun demikian, alangkah lebih menariknya apabila studentsite dilengkapi dengan fitur “CHAT” seperti layaknya social networking. Hal tersebut akan menjadi daya tarik dan akan meningkatkan minat mahasiswa dalam menggunakan berbagai kemudahan yang terdapat dalam STUDENTSITE.

KEKURANGAN : Terkadang web studentsite susah untuk di akses. Mungkin karena servernya down atau mungkin karena maintenens servernya jadi menyulitkan kita untuk mengakses studentsite. Dan kekurangan yang lainnya adalah tidak adanya notification atau pengingat disetiap menu layanan yang muncul. Ini akan menyulitkan kita untuk membuka setiap menu layanan agar kita bisa mengetahui informasi yang telah kita dapatkan.

Link Tautan :
http://studentsite.gunadarma.ac.id/
http://baak.gunadarma.ac.id/

Sumber :
http://library.gunadarma.ac.id
http://karimahpatryani.wordpress.com
http://arlanwidiantara.blogspot.com