Senin, 13 Desember 2010

ROBOT DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

0 komentar
Apakah anda salah satu penggemar film robot? Seperti Cartoon Gundam,Full metal panic? Atau anda sejak kecil sudah dikenalkan dengan dunia robot, sehingga anda menaruh decak kagum terhadap kehebatan dan kekuatan robot? Kita memang tidak memungkiri bahwa sejak kecil kita telah mengenal yang namanya robot. Bahkan mungkin sempat berpikir bahwa suatu hari nanti saya akan menjadi robot yang dapat menguasai dunia ini. Memang teknologi robot telah merasuki kehidupan anak-anak, pengetahuan anak-anak mengenai kahidupan nyata dan artifisial masih kurang dan selalu mengganggap benda bergerak sebagai mahluk hidup dan kemudian bisa berinteraksi dengannya. Seorang Psikolog bernama Jean Piaget, pernah mengemukakan bahwa seorang anak mengembangkan teori-teori mereka mengenai dunia dari interaksi dengan lingkungan sekitarnya.
Yang perlu digaris-bawahi dalam hal ini adalah, robot tidaklah sehebat yang manusia pikirkan. Hal ini dikarenakan robot adalah hasil cipta karya dari manusia. Berawal dari penelitian teknologi dan kemudian diteliti secara mendalam sehingga pada akhirnya menghasilkan sebuah robot yang tujuannya ialah membantu dan mendampingi kehidupan manusia yang belakangan ini semakin ribet dan ‘terkotak-kotak’.
Pada tahun 1950-an hingga 1960-an, Seorang pakar matematika asal Inggris Alan Turing, mengembangkan sebuah tes untuk menguji garis pembatas antara mesin dan manusia. Tes tersebut berawal pada sebuah dialog melalui komputer antara seorang penanya (manusia) dengan pihak lain yang identitasnya dirahasiakan – apakah manusia atau mesin. Tes ini digunakan untuk mengetahui kepintaran suatu mesin apakah sebuah mesin mampu mengelabui pikiran manusia dengan kehebatannya dalam komunikasi virtual. Apabila penanya percaya bahwa ia sedang berbicara dengan manusia, maka mesin tersebut dapat dikatakan ‘intelijen’. Kepandaian yang telah diprogramkan kepada mesin tersebut adalah kecerdasan palsu atau yang disebut Artificial Intelligent (AI).
Turing Test ini pun sempat menuai kritik dari seorang filisuf John Searle pada tahun 1980-an. Searle berpendapat bahwa sepintar/secerdas apapun sebuah mesin komputer, tidak akan mencapai pemahaman yang sesungguhnya, karena otak dari segalanya adalah berasal dari seorang programmer. Masuk akal jika Searle berpendapat seperti itu, karena memang setiap mesin yang beroperasi pasti juga akan membutuhkan kekuatan manusia sebagai pemegang kendali dari mesin tersebut.
Contoh program yang berhubungan dengan AI ialah ‘Julia’. Program ini memberikan ruang bagi kita untuk berinteraksi dengannya (Julia) seolah-olah kita akan merasa sedang berinteraksi dengan sesama manusia. Dia dapat dijadikan sebagai teman yang memiliki spesialisasi hanya berbicara, memberikan respon dan menjawab setiap pertanyaan yang kita ajukan. Contoh program lainnya yang juga berhubungan dengan AI adalah program bernama ‘Eliza’ dan ‘Depression 2.0’. ‘Eliza’ adalah program yang dirancang oleh Joseph Weizenbaum yang sedikit lebih pintar dari program ‘Julia’. ‘Eliza’ bisa menjadi teman curahan hati (curhat) bagi manusia. Hal ini secara tidak langsung membuat kita merasa seperti memperlakukan sebuah sistem program atau mesin layaknya seperti makhluk hidup. Pola ini menimbulkan kecenderungan manusia untuk berinteraksi dengan komputer secara terus-menerus. ‘Eliza’ dirancang seperti seorang psikolog yang bisa mendengarkan dan memberikan solusi serta penghiburan kepada pasiennya. Tak jauh berbeda, program ‘Depression 2.0’ juga dirancang untuk menangani orang-orang yang memiliki gangguan jiwa melalui interaksinya.
Kedua program sebelumnya ini memiliki fungsi sebagai psikoterapis yang bisa memberikan masukan/solusi seputar masalah yang dihadapi manusia. Dalam program ini, manusia seakan dibuat tidak takut dalam menceritakan masalah karena mereka menganggap hanya program inilah yang tahu tentang masalah mereka. Hal ini terlihat bahwa peran manusia semakin tergantikan dalam kehidupannya sendiri dan kemudian digantikan oleh kehadiran robot atau teknologi. Sebenarnya ketika munculnya program-program ini menimbulkan masalah baru tentang kekhawatiran akan robot/teknologi dapat menjajah kehidupan umat manusia.
Seiring waktu, AI pun berkembang menjadi sebuah Artificial Life (A-life), program dari Richard Dawkins yang merupakan seorang ahli biologi, dimana program komputer yang diciptakan oleh manusia seolah-olah hidup dan memiliki kehidupan dan manusia dilibatkan di dalamnya. Dalam hal ini, manusia bahkan dapat mengatur seperti apa kehidupan yang ia inginkan melalui program-program yang disediakan. Manusia dan mesin berinteraksi di dalam suatu sistem dan kemudian membentuk suatu kehidupan nyata. Sistem itu memiliki kemampuan lebih seperti merasa, membangun strategi, dan menjaga hubungan layaknya manusia.
Program-program A-life yang bisa kita lihat dalam kehidupan manusia sekarang adalah games online. Dalam program ini, manusia dapat berinteraksi satu sama lain di dalam suatu sistem dan kemudian membentuk suatu kehidupan sendiri. Program ini membuat seakan manusia memiliki kehidupan lain di dunia maya selain dunia nyata. Hal ini juga dapat membuat intensitas interaksi sosial di dunia nyata semakin berkurang. Kehidupan seperti ini dapat dinamakan sebagai kehidupan buatan atau Artificial Life.
Penjelasan di atas, dapat menggambarkan bahwa kehidupan manusia memang tidak terlepas dari dunia teknologi seperti robot. Robot yang dirancang sedemikian rupa dan secanggih mungkin merupakan cipta karya dari manusia sendiri. Berbagai perdebatan mengenai AI dan A-life yang mengambarkan peran teknologi robot sebagai acuan kehidupan manusia seharusnya tidak menjadi ketakutan di kalangan manusia. Tetapi tidak juga mengabaikan dampak dan hasilnya di kemudian hari, perlu adanya pengontrolan secara mendalam akan maksud dan tujuan dari teknologi robot yang akan dibuat, agar nantinya tidak ada lagi wacana pengalihan peran robot yang awalnya hanya sebagai pendamping kehidupan manusia kemudian menjadi ‘teman hidup’ atau bahkan ‘lawan hidup’ dari manusia sendiri.
Kecanggihan teknologi robot ciptaan manusia merupakan wujud dari kepintaran dan kecerdasan manusia itu sendiri. Manusia sebagai pemegang kendali dan juga pemberi aturan bagi teknologi robot sehingga apapun canggihnya robot tersebut, manusialah yang membuatnya. Teknologi robot hanya sebagian kecil dari kemampuan manusia, yang kemudian pengaplikasiaannya difokuskan menjadi suatu alat yang dapat membantu manusia di kehidupannya. Itulah robot sebenarnya.
“Teknologi dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu sebagai hasil dari penelitian manusia, dan pada akhirnya teknologi tersebut mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Kegiatan/hal yang seharusnya bisa dilakukan manusia dan kemudian dengan adanya teknologi, manusia pun menyerahkan semuanya kepada teknologi tersebut. Ini membuat manusia terkesan malas, suka mengatur, dan tidak peduli”.
Manusia akan menjadi malas karena adanya robot yang membantu mengerjakan semua pekerjaannya. Dan banyak orang akan kehilangan pekerjaanya karena adanya robot ini. Padahal manusia yang menciptakan robot, tetapi mengapa manusia yang kalah dengan robot. Bukannya robot yang kita kendalikan, tetapi malah manusia yang dikendalikan oleh robot. Sungguh aneh.
ROBOT YANG AKAN ADA DI SETIAP RUMAH

Robot masa depan akan hadir di setiap rumah, karena tuntutan zaman dan kebutuhan manusia yang tidak pernah puas akan perkembangan informasi teknologi. Teknologi robot di masa depan tidak pernah terbersit akan seperti apa jadinya esok, yang pasti semua itu akan melibihi dari perkiraan kita sekarang. Apakah robot akan bisa menggantikan manusia? Tidak, robot adalah mesin, dan mesin tetap akan membutuhkan tenaga manusia. Hanya saja tenaga robot akan tetap dibutuhkan manusia masa depan yang super sibuk. hehehe,, Seperti membersihkan rumah, menyapu, membuat kopi, dan masih banyak lagi.

“Orang-orang menggunakan kata ‘robotika’, dan itu berarti banyak hal yang berbeda,” Rich Hooper, seorang konsultan robotika yang mengembangkan dan mendesain robot yang mengendalikan untuk Austin, Texas berbasis Symtx, mengatakan “Robotika sudah demikian jelas dalam kehidupan manusia.”
Steve Rainwater, seorang konsultan dari perusahaan teknologi robot dan editor Robots juga mengiyakan. “‘Robot mungkin dulu adalah sebuah kata yang hampir tidak mungkin untuk di definisikan, tetapi berbeda dengan hari ini robot masa depan secara tidak langsung telah masuk di kehidupan manusia. Sebagai mesin robot otonom yang berkembang awalnya dengan bantuan manusia. Dimulai dari penemuan penemuan penting para ilmuwan, kehidupan baru telah terwujud.
Pertumbuhan Industri
Apakah mereka disebut robot atau hanya sebuah mesin pintar, Robot masa depan dengan cepat menjadi ciri kehidupan kita sehari-hari. Bahkan, menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Federasi Internasional Robotika, ada 3.400.000 robot layanan pribadi dalam negeri yang digunakan pada akhir tahun 2007, dan diperkirakan 4.600.000 robot lain layanan domestik akan dijual antara 2008 dan 2012.
“Kemungkinan pertama yang terjadi adalah bahwa kita akhirnya akan memiliki robot humanoid yang melakukan banyak tugas dan berinteraksi dengan kita lebih jauh seperti layaknya kita berinterkasi dengan sesama manusia. “Ini adalah masa depan, sehingga sering digambarkan dalam cerita fiksi ilmiah tentang robot rumah tangga yang mencuci mencuci piring, mengasuh anak-anak, memotong rumput, atau bermain catur dengan Anda.”
“Kemungkinan lain adalah rumah-rumah masa mendatang akan memiliki fungsi-spesifik robotika yang terintegrasi ke dalam rumah itu sendiri”. “Rumah itu sendiri akan menjadi sebuah jaringan mesin pintar yang berinteraksi dengan manusia.”
Masa Depan itu adalah Sekarang
iRobot adalah salah satu perusahaan yang membuat robot masa depan menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Ada yang Robot Roomba, yang merupakan vacum cleaner otomatis, dan Scooba, yang akan membersihkan lantai anda secara. Lalu ada Verro si pembersih bak mandi dan kolam.
iRobot Didirikan pada tahun 1990 oleh roboticists Colin Angle dan Helen Greiner dan berkantor pusat di Bedford, Mass, iRobot memiliki lebih dari 400 karyawan, dan beragam pilihan robot rumah tangga.
“Robot masa depan ini menarik karena, tidak seperti seperti mesin lain, manusia telah diciptakan, dan suatu hari nanti robot memiliki kapasitas untuk menjadi teman dan sahabat,” kata Steve Rainwater. Beberapa orang berpikir robot mungkin menjadi pengganti evolusi kita.. Itu sesuatu untuk dipikirkan sebelum Anda menendang robot anjing yang mengganggu Anda”. Yang nantinya manusia akan sangat terbantu dengan kehadiran teknologi robot.
robot lain yang tersedia untuk konsumen sekarang adalah item seperti Clocky, jam alarm yang berputar menjauh jika dikejar, diproduksi oleh Nanda. Atau robot security yang melakukan monitoring di sekitar lokasi dari sebuah rumah atau perkantoran yang dijual oleh perusahaan seperti MobileRobot
Honda juga telah bekerja pada sebuah proyek robot humanoid yang disebut “Asimo. ” Asimo dapat membawa ember, gerobak dorong, naik tangga, dan melakukan sejumlah tugas lainnya. Di masa depan, mungkin akan digunakan untuk merawat orang tua, menyediakan layanan pada fungsi sosial, dan melakukan pekerjaan rumah sederhana.
“Di rumah, Asimo dapat berguna karena dapat beroperasi tanpa kabel “. Asimo juga dapat diintegrasikan dengan alat rumah tangga elektronik lainnya sehingga dapat mengendalikan perangkat sebagaimana yang diminta oleh pengguna. Teknologi robot masa depan di Jepang Tentu saja, masih akan ada beberapa tahapan sebelum Asimo siap membantu anda untuk kebutuhan yang lain.
Ada banyak kegunaan robot dalam berbagai segi kehidupan mulai dari rumah tangga sampai industri. Namun secara umum kegunaan robot yaitu untuk menggantikan kinerja manusia yang membutuhkan ketelitian yang tinggi dan mengurangi bahkan menghilangkan risiko kecelakaan yang cukup tinggi jika manusia melakukan pekerjaan tersebut.
Sebagai contoh pada pabrik pembuatan mobil, mobil-mobil yang dibuat tidak akan memiliki kepresisian yang tinggi jika proses pengerjaannya dilakukan oleh manusia, karena manusia memiliki rasa lelah jika bekerja secara terus menerus dan pada saat lelah ketelitian pekerjaan yang dilakukan dapat berkurang lain halnya jika pekerjaan tersebut dilakukan oleh robot, mobil-mobil yang dibuat akan memiliki kepresisian cukup baik selain waktu yang diperlukan untuk proses pembuatan akan relatif lebih cepat jika pekerjaan tersebut dilakukan oleh tangan manusia.
Contoh lain tim gegana yang bekerja menjinakan bom jika tidak berhati-hati maka bom bisa meledak dan melukai bahkan membunuhnya tetapi jika pekerjaan digantikan oleh robot, pekerjaan itu tidak terlalu berbahaya bagi manusia
Tujuan Robot Dibuat :
Untuk meningkatkan produksi melalui otomasi di industri.
Menciptakan tenaga kerja yang berkinerja tinggi dan dapat bekerja 24 jam
Untuk menjalankan pekerjaan yang memerlukan ketelitian tinggi.
Menggantikan manusia dalam pekerjaan yang bersifat selalu berulang-ulang
Sebagai alat bantu manusia dalam melakukan eksperimen ilmiah di luar angkasa

Untuk dapat bekerja pada tempat yang berbahaya bagi manusia (daerah radio aktif, daerah dengan tekanan udara maupun air yang tinggi, dekat dengan bahan kimia berbahaya, dll)
Sebagai media entertainment (hiburan) bagi manusia
Pengertian Robot dan macam-macam robot
Robot adalah sebuah alat mekanik yang dapat melakukan tugas fisik, baik menggunakan pengawasan dan kontrol manusia, ataupun menggunakan program yang telah didefinisikan terlebih dulu (kecerdasan buatan). Robot biasanya digunakan untuk tugas yang berat, berbahaya, pekerjaan yang berulang dan kotor. Biasanya kebanyakan robot industri digunakan dalam bidang produksi. Penggunaan robot lainnya termasuk untuk pembersihan limbah beracun, penjelajahan bawah air dan luar angkasa, pertambangan, pekerjaan "cari dan tolong" (search and rescue), dan untuk pencarian tambang. Belakangan ini robot mulai memasuki pasaran konsumen di bidang hiburan, dan alat pembantu rumah tangga, seperti penyedot debu, dan pemotong rumput.
Perkembangan sekarang
Ketika para pencipta robot pertama kali mencoba meniru manusia dan hewan, mereka menemukan bahwa hal tersebut sangatlah sulit; membutuhkan tenaga penghitungan yang jauh lebih banyak dari yang tersedia pada masa itu. Jadi, penekanan perkembangan diubah ke bidang riset lainnya. Robot sederhana beroda digunakan untuk melakukan eksperimen dalam tingkah laku, navigasi, dan perencanaan jalur. Teknik navigasi tersebut telah berkembang menjadi sistem kontrol robot otonom yang tersedia secara komersial; contoh paling mutakhir dari sistem kontrol navigasi otonom yang tersedia sekarang ini termasuk sistem navigasi berdasarkan-laser dan VSLAM (Visual Simultaneous Localization and Mapping) dari ActivMedia Robotics dan Evolution Robotics.
Ketika para teknisi siap untuk mencoba robot berjalan kembali, mereka mulai dengan heksapoda , platform berkaki banyak ada juga robot berjalan naik turun tangga . Robot-robot tersebut meniru serangga dan arthropoda dalam bentuk dan fungsi. Tren menuju jenis badan tersebut menawarkan fleksibilitas yang besar dan terbukti dapat beradaptasi dengan berbagai macam lingkungan, tetapi biaya dari penambahan kerumitan mekanikal telah mencegah pengadopsian oleh para konsumer. Dengan lebih dari empat kaki, robot-robot ini stabil secara statis yang membuat mereka bekerja lebih mudah. Tujuan dari riset robot berkaki dua adalah mencapai gerakan berjalan menggunakan gerakan pasif-dinamik yang meniru gerakan manusia. Namun hal ini masih dalam beberapa tahun mendatang.
Masalah teknis lain yang menghalangi penerapan robot secara meluas adalah kompleksitas penanganan obyek fisik dalam lingkungan alam yang tetap kacau. Sensor taktil dan algoritma penglihatan yang lebih baik mungkin dapat menyelesaikan masalah ini. Robot Online UJI dari University Jaume I di Spanyol adalah contoh yang bagus dari perkembangan yang berlaku dalam bidang ini.
Belakangan ini, perkembangan hebat telah dibuat dalam robot medis, dengan dua perusahaan khusus, Computer Motion dan Intuitive Surgical, yang menerima pengesahan pengaturan di Amerika Utara, Eropa dan Asia atas robot-robotnya untuk digunakan dalam prosedur pembedahan minimal. Otomasi laboratorium juga merupakan area yang berkembang. Di sini, robot benchtopdigunakan untuk memindahkan sampel biologis atau kimiawi antar perangkat seperti inkubator, berupa pemegang dan pembaca cairan. Tempat lain dimana robot disukai untuk menggantikan pekerjaan manusia adalah dalam eksplorasi laut dalam dan eksplorasi antariksa. Untuk tugas-tugas ini, bentuk tubuh artropoda umumnya disukai. Mark W. Tilden dahulunya spesialis Laboratorium Nasional Los Alamos membuat robot murah dengan kaki bengkok tetapi tidak menyambung, sementara orang lain mencoba membuat kaki kepiting yang dapat bergerak dan tersambung penuh.
Robot bersayap eksperimental dan contoh lain mengeksploitasi biomimikri juga dalam tahap pengembangan dini. Yang disebut "nanomotor" dan "kawat cerdas" diperkirakan dapat menyederhanakan daya gerak secara drastis, sementara stabilisasi dalam penerbangan nampaknya cenderung diperbaiki melalui giroskop yang sangat kecil. Dukungan penting pekerjaan ini adalah untuk riset militer teknologi pemata-mataan tetapi hal ini tdak sesuai dengan 3 prinsip robot yaitu:1.robot tidak boleh mencelakakan manusia,2.robotharus menaati printah manusia asalkan tidak bertentangan dgn prinsip 1,3.jika diserang manusia ia harus melindungi diri sendiri jika hal itu bertentangan dgn prinsip
Konstruksi robot
Robot memiliki berbagai macam konstruksi. Di antaranya adalah:
• Robot Mobile ( bergerak )
• Robot Manipulator ( tangan )
• Robot Humanoid
• Flying Robot
• Robot Berkaki
• Robot jaringan
• Robot Animalia
• robot cybrog
Robot dan jenisnya

• Istilah robot berasal dari bahasa Cekoslowakia.Kata robot berasal dari kosakata “Robota” yang berarti “kerja cepat”. Istilah ini muncul pada tahun 1920 oleh seorang pengarang sandiwara bernama Karel Capec. Karyanya pada saat itu berjudul “Rossum’s Universal Robot” yang artinya Robot Dunia milik Rossum. Rossum merancang dan membangun suatu bala tentara yang terdiri dari robot industri yang akhirnya menjadi terlalu cerdik dan akhirnya menguasai manusia.
• Kata Robotics juga berasal dari novel fiksi sains “runaround” yang ditulis oleh Isaac Asimov pada tahun 1942. Sedangkan pengertian robot secara tepat adalah system atau alat yang dapat berperilaku atau meniru perilaku manusia dengan tujuan untuk menggantikan dan mempermudah kerja/aktifitas manusia.
• Untuk dapat diklasifikasikan sebagai robot, mesin harus memiliki dua macam kemampuan yaitu:
• 1) Bisa mendapatkan informasi dari sekelilingnya.
• 2) Bisa melakukan sesuatu secara fisik seperti bergerak atau memanipulasi objek.
• Untuk dapat dikatakan sebagai robot sebuah system tidak perlu untuk meniru semua tingkah laku manusia, namun suatu sistem tersebut dapat mengadopsi satu atau dua saja sistem yang ada pada diri manusia saja sudah dapat dikatakan sebagai robot. Sistem yang diadopsi berupa sistem penglihatan (mata), sistem pendengaran (telinga) ataupun sistem gerak.
• Sebuah robot dapat saja dibuat untuk berbagai macam aktifitas, namun sebuah robot harus dibuat dengan tujuan untuk kebaikan manusia. Ada hukum robotika yang perlu dipegang sebelum seseorang terjun dalam robotika, antara lain:
• 1) Robot tidak boleh menciderai manusia atau dalam keadaan tanpa aksi mengijinkan manusia mendekat untuk disakiti.
• 2) Robot harus menuruti perintah yang diberikan oleh manusia kecuali jika perintah tersebut bertentangan dengan hukum yang pertama.
• 3) Robot harus melindungi eksistensinya, selama tidak bertentangan dengan hukum pertama dan kedua.

• Kegunaan dari robot
• Sesuai dengan definisi robot di atas, maka terdapat banyak kegunaan dari robot. Secara umum kegunaan robot adalah untuk menggantikan kerja manusia yang membutuhkan ketelitian yang tinggi atau mempunyai resiko yang sangat besar atau bahakn mengancam keselamatan manusia. Sebagai contoh, seseorang yang bekerja di bagian welding di sebuah industri assembling kendaraan, akan mempunyai resiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi. Maka untuk mengurangi rtesiko kerja tersebut perlu digunakan robot yang menggantikan kerja manusia di bidang tersebut, sehingga resiko kecelakaan kerja dapat dikurangi bahkan dihilangkan.
• Ada juga sebagian robot yang sengaja diciptakan untuk menemani manusia di dalam aktifitasnya. Robot-robot ini dapat disebut robot bermain. Robot ini diciptakn untuk membantu manusia yang mengalami kesepian diri sehingga dapat mempunyai teman. Robot-robot yang termasuk jenis ini termasuk antar lain Battle Bots, Robot contesti, Robot Anjing.
• Namun secara garis besar robot dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis antara lain:
• 1) Robot industri
• 2) Robot antariksa
• 3) Robot transportasi
• 4) Robot perang
• 5) Robot kendali jarak jauh
• 6) Robot kedokteran
• 7) Robot riset
• 8) Robot bermain, dll

• Robot Era Modern
• Robot era modern kini lebih banyak dikembangkan untuk riset daripada penyerupaan manusia. Sehingga memiliki kecerdasan sendiri nahkan ada rencana untuk membuat robot yang bisa ditandingkan dengan kecerdasan menyerupai manusia.
• Cyborg atau Cybernetic Organisme adalah sesuatu yang tidak asing di telinga anda bukan? Saat ini banyak para ahli dan pelajar atau mahasiswa yang mulai melakukan percobaan pembuatan cyborg. Saya berpikir bahwa cyborg dan robot itu sama, apakah benar robot dan cyborg itu sama?
• A cyborg, juga dikenal sebagai organisme cybernetic, adalah makhluk dengan kedua bagian biologis dan buatan (misalnya elektronik, mekanik atau robot). Istilah ini diciptakan pada tahun 1960 ketika Manfred Clynes dan Nathan Kline digunakan dalam artikel tentang keuntungan diri sistem manusia-mesin-mengatur di luar angkasa. Cyborg DS Halacy's:. Evolusi Superman tahun 1965 menampilkan sebuah pengantar yang berbicara sebuah "perbatasan baru" yang "bukan hanya ruang, tetapi lebih mendalam hubungan antara 'ruang batin' 'ruang luar' untuk-sebuah jembatan antara pikiran dan materi." cyborg ini sering terlihat saat ini hanya sebagai organisme yang telah meningkatkan kemampuan karena teknologi, tetapi ini mungkin menyederhanakan kategori umpan balik.
• Cyborg fiksi digambarkan sebagai bagian sintesis organik dan sintetik, dan sering mengajukan pertanyaan perbedaan antara manusia dan mesin sebagai salah satu peduli dengan moralitas, kehendak bebas, dan empati. cyborg fiksi dapat diwakili sebagai terlihat mekanik (misalnya Cybermen dalam Doctor Who waralaba atau The Borg dari Star Trek), atau karena hampir tidak bisa dibedakan dari manusia (misalnya Terminators dari film Terminator, yang "Manusia" Cylons dari kembali membayangkan dari seri Battlestar Galactica dll Tahun 1970-an televisi The Six Million Dollar Man menampilkan salah satu cyborg fiksi yang paling terkenal. Cyborg dalam fiksi sering memainkan sebuah penghinaan manusia selama lebih-ketergantungan pada teknologi, terutama ketika digunakan untuk perang, dan bila digunakan dengan cara yang tampaknya bebas mengancam akan Cyborg. juga sering digambarkan dengan kemampuan fisik atau mental yang jauh melebihi rekan manusia (bentuk militer yang mungkin memiliki senjata built-in, antara lain).
• Real (sebagai lawan fiksi) cyborg lebih sering orang yang menggunakan teknologi cybernetic untuk memperbaiki atau mengatasi kendala fisik dan mental dari tubuh mereka.
Sumber Referensi:
Turkle, Sherry.(1995). Life on The Screen: Identity in The Age of The Internet. New York: Touchstone. Bab 3-6. //ruangfatamorgana.wordpress.com/2010/10/02/kehidupan-manusia-dan-teknologi-robot/. Id blog network, anriz.com, Wikipedia, Total.com

Selasa, 07 Desember 2010

Fenomena Social Network

0 komentar
Social Network mungkin terdengar asing di telinga kita. Mungkin kita akan bertanya-tanya apa sih social network itu? Jika diterjemahkan dengan bahasa, social network mempunyai arti Jaringan Sosial. Dari definisi tersebut semakin berkembang hingga jadilah jaringan sosial di dunia maya atau di internet. Jika dihitung jejaring sosial sangat banyak, di antaranya yang terpopuler adalah facebook, friendster, my space, dan masih banyak lagi yang belum saya ketahui.

Sebelum jejaring sosial facebook merebak, terlebih dulu terkenal friendster. Friendster dibuat atau didirikan oleh Jonathan Abrams pada tahun 2002. Friendster Dibangun oleh Jonathan Abrams pada tahun 2002, Friendster telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat modern. Dengan berbagai fasilitas yang ditawarkannya, tak kurang dari 50 juta orang di dunia telah menjadi anggota situs web jaringan sosial itu.

Situs web jaringan pertemanan itu dirintis Abrams di Mountain View, California, AS. Kehadiran Friendster sempat menjadi fenomena mengejutkan. Tanpa gembar-gembor promosi, kehadirannya langsung mendapat sambutan hangat dari para pecinta dunia maya. Dalam sekejap, jutaan telah manjadi anggotanya.

Tak hanya itu, Friendster pun telah meraup dana sekitar 14 juta dolar AS dari modal ventura dan pemain internet kelas berat, seperti mantan CEO Yahoo, Tim Koogle; mantan CEO Paypal, Peter Thiel; serta mantan vice president amazon.com, Ram Shriram.

Hampir dua tahun Friendster merajalela sebagai situs pertemanan terbesar. Namun menurut Nielsen online, pada 2004 situs serupa, MySpace, berhasil menyalip dominasi friendster dari jumlah anggota. Kini Friendster harus bersaing dengan sejumlah situs yang menawarkan fasilitas serupa, seperti Windows Lives Spaces, Yahoo!360 dan Facebook.

Kehebatan Friendster pun sempat dilirik Google, yang menawarnya seharga 30 juta dolar AS. Namu tawaran itu kemudian dibatalkan Google. Pada 2003, Friendster juga mendapat kucuran dana dari Kleiner, Perkins, Caufield & Byers serta Benchmark Capital dan nilainya ditaksir mencapai 53 juta dolar AS.

Bagi Abrams, Friendster adalah wahana bisnis yang menggiurkan. Pasalnya Friendster juga dapat menarik bayaran untuk fasilitas khusus yang ditawarkannya. Sempat terdengar Friendster bakal mengutip biaya untuk layanan khusus sebesar 9,95 dolar AS per bulan, meski kemudian urung. Bayangkan saja jika ada 10% dari 50 juta anggotanya yang menajdi anggota khusus itu, maka Friendster bisa mengantongi ratusan juta dolar AS per bulannya.

Setelah dua tahun memimpin dan membesarkan Freindster, pada April 2004 Abrams mundur dari CEO Friendster Inc. Posisinya digantikan tim Koogle yang juga Presiden dan CEO Yahoo!.

Majalah Time menganugerahi Friendster gelar ”Coolest Inventions of 2003”. Pada tahun yang sama Abrams dinobatkan sebagai “Breakout Star of 2003” oleh Entertaintment Weekly. Setahun kemudian, Advertising Age Magazine mendapuknya sebagai “Entertaintment Marketers of the Year 2004”.

sumber : http://kolom-biografi.blogspot.com

Setelah friendster, muncullah jejaring sosial baru yang memupunyai nama facebook. Pemilik Facebook Mark Zuckerberg belumlah berusia 25 tahun, tetapi ia telahmembuktikan bahwa Anda tidak memerlukan bertahun-tahun pengalaman kerja untuk menjadi milyuner termuda dari hasil keringat sendiri dan bukan warisan.

Zuckerberg besar di pinggiran New York yaitu Dobbs Fery dan bersekolah di Phillips Exeter Academy di New Hampshire. Ayahnya adalah seorang dokter gigi, ibunya adalah psikiater, dan ia memiliki tiga saudara perempuan. Ia belajar sendiri memprogram komputer, dan selama masa seniornya di sekolah lanjutan tingkatan atas, ia dan rekannya sesame hacker-programmer Adam D’Angelo tertarik dengan AOL dan Microsoft dengan menciptakan plug-in Winamp yang dapat membangun playlist customized.

Mark Zuckerberg-FacebookTetapi keduanya menampik tawaran kerja demi kuliah pada tahun 2002- Zuckerberg ke Harvard dan D’Angelo ke Caltech. Tetapi perjalanan Mark untuk menerima gelar di ilmu komputer tidak ditentukan nasib untuk diraih. Tidak hanya untuk mempelajari programming, ia menciptakan situs rating foto yang disebut Facemash, menggunakan fotograf-fotograf dari murid Harvard yang lain yaitu sejenis situs foto online milik sekolah (sebuah publikasi mirip buku tahunan yang didesain untuk memperkenalkan sesama murid satu dengan yang lainnya). Tetapi ia menciptakan program sendiri dengan men-hack ke data-data murid dan menggunakan foto-foto tersebut tanpa ijin, dan akhirnya mendapat teguran dari admin karena melanggar peraturan privasi dan keamanan komputer.

Tetapi Mark tidak merasa terhalang. Ia bahkan menyelesaikan platform untuk “Facebook”, mengkombinasikan konsep dari facebook tradisional (buku tahunan online sekolahnya, red) dengan situs-situs jaringan sosial berskala besar seperti Myspace dan Friendster.

Pada Februari 2004, Zuckerberg meluncurkan program tersebut dari kamar asramanya dengan sesama pendiri Dustin Moskovitz, Chris Hughes dan Eduardo Saverin. Dalam waktu beberapa minggu saja, lebih dari setengah sekolah telah membuka akun. Lalu melebar lagi ke lebih banyak universitas dan kampus, dan pada musim semi, Zuckerberg dan tim-nya pindah ke Palo Alto, California, menyewa sebuah kontrakan dan bercengkerama dengan investor-investor seperti salah satu pendiri Paypal Peter Thiel dan salah satu pendiri Napster Sean Parker.

Mark Zuckerberg-FacebookPada Agustus 2005, Mark secara resmi mengganti nama perusahaan menjadi Facebook, dan setelah berhasil meraup $12,7 juta, siap untuk memindahkan perusahaan ke tingkat lebih tinggi.

Situs tersebut pun berkembang dari jaringan kampus lalu termasuk sekolah-sekolah menengah atas, dan grup-grup lingkungan kerja, dan pada September 2006, setiap orang yang memiliki alamat email bisa bergabung. Sekarang, ada lebih dari 110 juta pengguna aktif, dan menurut comScore Media Metrix, yang mencatat aktifitas Web, Facebook tercatat sebagai top situs sharing foto di jaringan internet, dan adalah situs peringkat empat yang Apaling banyak dikunjungi di dunia, terhitung dengan lebih dari 1 persen dari semua penggunaan internet.

Tak disangka, para raksasa teknologi memperhatikan juga. Pada 2006, Mark membuat dunia terheran dengan menolak tawaran Yahoo untuk membeli Facebook seharga 1 juta dolar. Setahun kemudian, Microsoft menginvestasikan ke 1,6 persen saham perusahaan seharga $240 juta dolar.

Adalah sangat menarik di era informasi seperti sekarang ini banyak orang muda yang memiliki kesempatan untuk meraih kesuksesan dengan cara berbeda dari generasi-generasi sebelumnya. Salah satu contoh adalah Mark Zuckerberg ini.

Untuk mencapai Facebook seperti sekarang ini pun sebagai seorang pengusaha muda Mark bertemu dengan masalah, seperti ketika Mark pernah menghadapi tuntutan dari pihak luar. Tetapi kejelian dari pemuda ini mengantarkan Facebook tetap berkembang di tangannya.

Mark Zuckerberg-FacebookTak ada yang tahu kecuali Mark yang mungkin mengetahui akan kemana perusahaan berjalan, meskipun ia telah mengatakan bahwa Facebook adalah “bekerja sejalan dengan proses.” Baru-baru ini, beberapa eksekutif terkemuka Google telah membuat perpindahan karir ke Facebook, yang mengimplikasikan Facebook menjadi perusahaan korporat yang lebih serius – dan secepatnya, mungkin saja menjadi perusahaan terbuka. Tetapi satu yang pasti: Mark akan menjadi pemain besar dalam industri teknik beberapa tahun yang akan datang.

Sumber : http://renungan-harian-kita.blogspot.com

Menurut data statistik yang dilansir CheckFacebook.com, jumlah pengguna Facebook di Indonesia telah masuk 10 besar jumlah pengguna Facebook terbesar di dunia. Indonesia bertengger di peringkat tujuh, mengatasi Australia, Spanyol, dan Kolombia di peringkat 10.

Menurut data tersebut, yang dikutip VIVAnews, diketahui Indonesia merupakan negara dengan jumlah Facebook terbesar kedua setelah Turki di Benua Asia, yakni sebesar 5.949.740 pengguna. Sementara Turki, yang menduduki peringkat keempat di dunia, memiliki 10.926.180 pengguna per Selasa, 16 Juni 2009 pukul 17.00 WIB.

Perlu diketahui, saat ini pengguna Facebook di dunia telah mencapai 219.286.560 pengguna. Amerika Serikat masih memimpin di posisi teratas dengan 66,7 juta penggemar, jauh meninggalkan Inggris di posisi kedua dengan 17,6 juta pengguna.

Sementara di posisi ketiga menyusul Kanada dengan 11,2 juta. Peringkat lima dihinggapi Perancis dengan 10,1 juta pengguna dan disusul 9,7 juta oleh Italia, yang berada persis di atas peringkat Indonesia.

Dalam hal persentase populasi online, Indonesia mencapai angka 23,8 persen. Artinya, kurang lebih 23,8 persen dari total populasi penduduk di Indonesia telah terdaftar di Facebook. Angka tersebut masih jauh dibandingkan Bangladesh yang memiliki 79,4 persen, terbaik di dunia.

Adapun Vietnam, saat ini masih menjadi negara dengan pertumbuhan pengguna Facebook teratas di dunia dengan 22,34 persen pertumbuhan. Polandia dan China menyusul dengan masing-masing mencatat pertumbuhan 11,3 persen dan 10,8 persen

Sumber = http://teknologi.vivanews.com

Lalu setelah facebook naik daun, muncul lagi jejaring sosial “twitter”. Di Internet, selama tujuh tahun belakangan ini, ada tiga hal yang menonjol: Blogger,Facebook dan Twitter. Dua di antara tiga hal itu, blogger dan twitter, memiliki sosok yang sama di belakangnya.

Dia adalah Evan Williams, seorang pria dari keluarga petani di Amerika Serikat yang bertang gung jawab atas banyak kega duh an di Internet dalam beberapa tahun belakangan ini. Namun sosok Evan sendiri saja tak cukup, ada juga dua nama lain, Biz Stone dan Jack Dorsey.

Sebelum melihat yang lain, mari perhatikan dulu Evan Williams. Pria kelahir an 1972 ini berasal dari sebuah keluarga petani di Nebraska. Ia memulai kariernya dengan “kabur” ke California, meninggalkan kuliahnya yang belum rampung di University of Nebraska.

Bukan sebuah kebetulan jika Evan kemudian terdampar di penerbit O’Reilly. Ini adalah penerbit yang terkenal dengan buku-buku teknis dan teknologinya. Penerbit yang telah menelurkan istilah Web 2.0.

Meski memulai dari posisi non-teknis, Evan ternyata lebih getol menulis kode-kode program. Kemudian ia pun mendapatkan berbagai pekerjaan sampingan.

Blogger, Google, dan Biz Stone
Tak puas hanya bekerja sebagai orang bayaran, Evan kemudian memutuskan untuk membuat perusahaan sendiri. Ia melakukan ini bersama seorang rekan bernama Meg Hourihan.

Perusahaan yang didirikan Evan bernama Pyra. Perusahaan software ini awalnya hendak membuat sebuah software manajemen proyek.

Dalam perjalanannya, Pyra kemudian berubah arah. Salah satu bagian dari piranti manajemen poyek itu diubah menjadi sebuah alat penerbitan online yang mudah. Lahirlah salah satu tools blogging awal yang bernama Blogger.
Evan ternyata mempunyai peranan yang cukup unik dalam memopulerkan kata Blogger. Ia memang bukan pembuat kata itu, namun ia diakui memopulerkan penyerapan kata blog sebagai kata kerja dan juga istilah blogger.

Istilah blog sendiri berawal dari kata weblog (Jorn Barger, 1997) kemudian menjadi blog (Peter Merholz) dan kemudian oleh Evan dijadikan kata kerja.

“Evan Williams menemukan nama blogger untuk produk kami. Saat kami mulai menuliskan naskah di dalam web site itu, setiap kata weblog kami gunakan istilah blog. Tak ada layanan lain ketika itu yang menggunakan istilah blog sedemikian. Ketika kami membuat layanan hosting, kami menamainya “Blogspot” karena itu merupakan sebuah tempat (spot) untuk blog seseorang,” tulis Meg Hourihan.

Blogger kemudian menjadi piranti yang cukup populer pada masa-masa awalnya, namun kisahnya belumlah berupa akhir yang bahagia. Bahkan perusahaan di belakangnya, Pyra Labs, sempat tak mampu membayar pegawainya.

Di tengah kondisi sulit itulah Evan bertahan meski telah ditinggalkan oleh Meg Hourihan dan banyak karyawannya. Ia seakan-akan tidak mau melepaskan “bayi”-nya, atau punya firasat bahwa Blogger bisa menjadi sesuatu yang menguntungkan.

Benar saja, Pyra Labs kemudian hari dibeli oleh raksasa Internet Google. Layan an itu kemudian menjadi bagian dari sebuah raksasa Internet yang mendunia.

Namun, menurut Evan, penjualan itu terjadi bukan karena Pyra kekurangan uang. “Saat itu kami sebenarnya sedang mempertimbangkan untuk menerima modal karena kami sedang berjalan baik. Kami tidak butuh untuk menjual perusahaan itu, tetapi melihat penawaran Google dalam hal distribusi dan infrastruktur dan otak—dan mereka sejalan dengan kami secara filosofi perusahaan—tampaknya, kami memang berjodoh,” ujar Evan suatu kali di 2003.
Bersama Google, Blogger terus dikembangkan bahkan meraih popularitas yang luar biasa dengan angka tiga juta blog aktif pada tahun 2003, kurang lebih satu tahun sejak Pyra diakuisisi oleh Google.

Di Blogger ini pula Evan bertemu dengan sosok bernama Biz Stone. Pria dengan nama asli Isaac Stone ini kemudian hari akan berperan penting dalam pendirian proyek Evan selanjutnya.

Hari-hari bersama Biz

Selama di Google, Evan tak juga berhenti berinovasi. Ia kerap memikirkan apa yang akan dibutuhkan oleh pengguna Internet di masa depan. Misalnya, dalam sebuah wawancara Evan melihat potensi blog mengandung hal-hal lain di luar teks. “Foto adalah hal yang besar. Menggunakan kamera digital akan menjadi bagian inti dari cara orang menerbitkan diri mereka,” sebutnya.
Unsur lain yang agaknya menjadi pikiran Evan adalah konten audio. Podcast, semacam blog namun dalam bentuk rekaman suara, menjadi perhatian Evan pada tahun 2004. Bersama Biz Stone, Evan kemudian keluar dari Google dan mendirikan Odeo.

Bersama Biz juga ia kemudian mendirikan perusahaan bernama Obvious Corp. Lewat perusahaan ini, Evan dan Biz membeli kembali seluruh aset Odeo dari para pemodal lain. Hingga kemudian mereka menjual Odeo ke perusahaan Sonic Mountain. Kiprah keduanya di Odeo dan Obvious sebenarnya tidak hanya berdua saja. Ada satu lagi sosok yang cukup berperan penting dalam kisah ini. Ia adalah Jack Dorsey.

Jack Dorsey dan Twitter

Jack Dorsey adalah seorang jenius. Sejak umur 14 tahun ia sudah gemar mengutak-atik software. Salah satu kegemaran Jack adalah teknologi dispatch, yaitu yang digunakan armada taksi, kepolisian, ataupun pemadam kebakaran. Ia pun sempat mendirikan perusahaan yang bisa memanggil kurir, taksi dan layanan darurat melalui website. Cikal-bakal dari Twitter terjadi ketika idenya soal dispatch itu digabungkan dengan pesan instan dan blog.

Ide awal Dari catatan sederhana yang dibuat oleh Jack Dorsey inilah awal konsep Twitter tercetuskan.

“Pada 31 May, 2000, saya bergabung dengan sebuah layanan baru bernama LiveJournal. Suatu malam di bulan Juli saya memiliki ide untuk membuat LiveJournal yang lebih “live”, real time, dan selalu diperbarui dari perjalanan. Sama seperti meng-update status layanan pesan instan dari mana pun kau berada dan menyebarkannya ke semua orang yang kau kenal,” ujar Jack.

Bersama dengan Biz Stone, Dorsey memutuskan bahwa pesan singkat via SMS adalah hal yang paling pas untuk idenya membuat layanan status real-time. Prototipe Twitter pun dibuatnya hanya dalam waktu dua minggu.

Ketika itu, tutur Jack, mereka menyebutnya dengan ejaan twttr dan bukan twitter seperti yang dikenal saat ini. Bahkan sebelum itu, Jack menggunakan istilah stat.us untuk menyebut layanan itu.Bagi Jack Dorsey, butuh waktu 6 tahun sejak ide awal Twitter tercetus di kepalanya hingga akhirnya layanan itu menjadi kenyataan. “Dari diskusi penuh gairah dan bujukan di taman bermain South Park ke aplikasi yang telah disetujui untuk nomor pendek SMS. Saya senang ide ini telah berakar dan saya berharap bisa berlanjut. Hal-hal tertentu memang layak ditunggu,” ujar Jack sekitar tahun 2006.
Masa depan Twitter

Pada tahun 2008,.Twitter menemukan anginnya. Layanan yang relatif baru itu melonjak kepopulerannya dalam rangkaian Pemilihan Presiden Amerika Serikat.

“Kami memang memperkirakan akan terjadi lonjakan besar dan memang kejadiannya begitu – aktivitas melonjak hingga 500 persen. Kedua kandidat, Obama dan McCain menggunakan Twitter, dan kami memiliki halaman khusus tweet terkait Pemilu,” sebut Biz Stone dalam sebuah wawancara dengan Boston Globe.

Konon, pemilihan presiden AS 2008 itu merupakan pemilu pertama yang membuat perhatian masyarakat terbelah pada dua layar: televisi dan Internet. “Saya merasa seakan-akan kami ikut membantu mengubah demokrasi seketika itu juga,” ujar Stone.

Kisah-kisah heroik di dunia Twitter bagaikan trofi bagi Evan, Biz, dan Jack. Kisah-kisah ini mungkin lebih berharga daripada penghargaan yang lain yang pernah diraih Twitter –termasuk penghargaan dari Time Magazine. Contoh kisah itu adalah wartawan yang dipenjara di Mesir karena terlibat demonstrasi masih sempat menuliskan tweet singkat, ‘arrested. Maupun kisah lainnya adalah tweet pertama dari luar angkasa dan banyak lagi.

Bahkan para pendirinya setuju bahwa mengirimkan tweet tak perlu banyak-banyak dalam satu hari. “Saya kira, jika seseorang mengirimkan 20 – 30 kali tweet sehari, itu sudah terlalu banyak. Mereka akan membuat orang lain tersingkir dan orang akan berhenti mem-follow,” sebut Stone.

Jika prestasinya di masa kini sudah cukup banyak, akan seperti apa masa depan Twitter? “Twitter akan selalu berkutat pada menyediakan jaringan komunikasi melalui cara yang paling mudah dijangkau. Seorang petani di suatu dusun di India tak akan mengakses website dalam waktu dekat, tetapi dia bisa mengirimkan pesan singkat ke jaringannya dan menanyakan harga gandum serta mendapatkan jawaban dari banyak orang dan mungkin tak lagi terjebak tengkulak,” ujar Biz Stone.

Data Diri
Nama: Jack Dorsey
Lahir: 19 November 1976, Missouri, AS
Reputasi: ‘penemu’ ide Twitter, CEO Pertama Twitter

Nama: Evan Williams
Lahir: 31 Maret 1972, Nebraska, AS
Reputasi: CEO Twitter, pendiri Blogger.com, mempopulerkan istilah blogger

Nama: Isaac ‘Biz’ Stone
Lahir: 10 Maret 1974, Boston, AS
Reputasi: berperan besar dalam pengembangan awal Blogger dan Twitter

Sumber = http://chip.co.id/articles/

Jadi, kesimpulan saya adalah setiap pendiri jejaring sosial tentu mempunyai maksud dan tujuan yang yaitu meningkatkan silaturrahmi, loh koq gitu? Saya ambil contoh suatu ketika kakak laki-laki Andi (misalnya) kuliah di luar negeri, suatu ketika si Andi kangen sama kakaknya, pengen nelpon kena pulsanya mahal, pengen ngirim surat takut ga sampe-sampe, alhasil jadilah jejaring sosial menjadi penghubung antara Andi dengan kakaknya. Selain itu jejaring sosial juga memiliki berbagai manfaat, diantaranya: bagi seorang pelajar (termasuk saya) sangat membantu sekali, selain untuk menambahkan teman, jejaring sosial juga bisa menjadi tempat diskusi antar teman, seakan-akan kita kumpul dalam suatu ruangan, sehingga tugas-tugas yang diberikan menjadi ringan.

Bagi pebisinis, jejaring sosial solusi yang tepat dalam berbisnis, contoh: jika seseorang mempunyai jejaring sosial, maka dia akan mudah untauk mempromosikan barang atau jasa yang ditawarkan. Karena menurut saya, jejaring sosial sering diakses setelah mesin pencari seperti, gogle, yahoo atau ebay

Berikut ini nilai positif yang terdapat dalam facebook, menurut para pengguna,

“Nilai positif dari Facebook cukup banyak. Selain mempererat tali silaturahmi, kita juga bisa mendapatkan informasi terbaru dari status orang lain,” kata Arif Rahman, 27 tahun, yang bekerja sebagai konsultan TI di perusahaan pengembang software di Kuala Lumpur. “Bila ingin tahu informasi terbaru tentang orang-orang terdekat, saya tinggal mengakses Facebook,” ucapnya.

Hal senada juga dikatakan oleh Nyimas Dian Fitriani, 23 tahun, seorang pekerja paruh waktu yang baru saja menyelesaikan studi bisnis dan manajemen internasionalnya di Saxion HS Ijselland. “Arus informasi di dalam Facebook lebih cepat dan lebih up-to-date. Informasinya cukup luas, misalnya info perkawinan kerabat dekat, info ulang tahun, sampai ke info undangan reuni teman-teman lama,” ucapnya pada VIVAnews.

Berbicara reuni, Ken Wimba, 24 tahun, sependapat dengan Nyimas. Dia mengatakan, selama ini Facebook mampu memfasilitasi pertukaran informasi antara dia dan orang-orang terdekatnya, seperti misalnya undangan pertemuan kembali teman-teman lama atau reuni.

“Facebook membantu sekali sebagai media komunikasi saya dan teman-teman SD hingga SMA. Sehingga, kami tetap bisa menjaga hubungan satu sama lain, termasuk untuk mengundang acara reuni atau sekadar menyebarkan informasi baru,” ucap pria yang bekerja di salah satu event organizer di Jakarta.

Dibandingkan nilai positifnya, ketiga narasumber ini menyanyikan satu suara, efek negatifnya sangat kecil. “Bagi saya pribadi, Facebook hampir tidak ada efek negatifnya. Paling hanya mengganggu privasi, tetapi Facebook juga menyediakan fitur pengaturan bila privasi seseorang ingin dibatasi,” kata Nyimas. “Kalau membuat saya jadi ketagihan sampai mengganggu waktu belajar atau kerja, itu karena saya sendiri. Facebook tak bisa disalahkan,” ucapnya.

Namun, disetiap nilai positif, pasti ada nilai negatif. Memang situs jejaring sosial kini tengah naik daun dalam dunia mayat. Tidak hanya para remaja, tapi juga anak-anak kecil hingga orang tua pun juga ikut berkecimpung. Biasanya facebook ataupun twitter digunakan sebagai ajang untuk komunikasi. Seorang bisa menjalin komunikasi dengan sesama ataupun sebagai pencari teman.

Namun dari dampak positif diatas ternyata situs jejaring sosial ini memiliki banyak sisi negatifnya. Seperti kita ketahui, media televisi belakangan ini memberitakan kejadian penculikan atau orang hilang akibat situs jejaring facebook. Dan juga perdagangan wanita melalui situs jejaring sosial ini.

Situs ini memang begitu melekat dalam perkembangan teknologi. Bahkan beberapa alat telekomunikasi mengandalkan situs ini sebagai aplikasi bawaan handphone.
Memang perkembangan teknologi tidak akan pernah ada habisnya. Namun kita harus tetap berhati-hati dan waspada dalam menghadapi perubahan teknologi ini. Jangan sampai kita terjerumus karena teknologi yang dapat merusak moral kita. Membuat kita candu atau ketagihan, sehingga secara tidak sadar menimbulkan efek-efek yang tidak baik untuk kita. Oleh karena itu, manfaatkanlah jejaring sosial sebaik mungkin, sehingga kita tidak terjerumus dalam dampak-dampak negatif dari jejaring sosial tersebut

Kamis, 11 November 2010

kriminalitas anak remaja

0 komentar
Meninjau Ulang Kriminalitas Remaja
Salah satu problem pokok yang dihadapi oleh kota besar, dan kota-kota lainnya tanpa menutup kemungkinan terjadi di pedesaan, adalah kriminalitas di kalangan remaja. Dalam berbagai acara liputan kriminal di televisi misalnya, hampir setiap hari selalu ada berita mengenai tindak kriminalitas di kalangan remaja. Hal ini cukup meresahkan, dan fenomena ini terus berkembang di masyarakat.
Dalam satu liputan di harian Republika (2007) misalnya, dikatakan bahwa di wilayah Jakarta tidak ada hari tanpa tindak kekerasan dan kriminal yang dilakukan oleh remaja. Tentu saja tindakan kriminal yang dilakukan oleh remaja sangat bervariasi, mulai dari tawuran antarsekolah, perkelahian dalam sekolah, pencurian, hingga pemerkosaan. Tindak kriminalitas yang terjadi di kalangan remaja dianggap kian meresahkan publik. Harian Kompas (2007) bahkan secara tegas menyatakan bahwa tindak kriminalitas di kalangan remaja sudah tidak lagi terkendali, dan dalam beberapa aspek sudah terorganisir. Hal ini bahkan diperparah dengan tidak mampunya institusi sekolah dan kepolisian untuk mengurangi angka kriminalitas di kalangan remaja tersebut.
Dalam liputan khusus yang pernah dikeluarkan oleh Kompas (2002), dikatakan bahwa angka kriminalitas di Jakarta pada 2002 meningkat sebesar 9,86% jika dibandingkan dengan tahun 2001. Dalam persentase kenaikan tersebut memang tidak secara khusus dinyatakan berapa besaran angka kriminalitas di kalangan remaja. Harian Republika (2005) lebih berani mengatakan bahwa hampir 40% tindak kriminalitas di Jakarta dilakukan oleh remaja. Dalam liputannya, Kompas (2002) menyebutkan bahwa sampai dengan 301
Kenakalan Remaja

Pelbagai permasalahan yang muncul dari kenakalan remaja sangat kompleks sifatnya, permasalahan tersebut tidaklah berdiri sendiri, melainkan banyak faktor-faktor yang berdiri dan saling mengikat. Oleh sebab itu, penyebab dan latar belakang kemunculan kenakalan remaja itu melibatkan banyak elemen dan komponen didalamnya. Timbulnya kenakalan remaja tidak dapat disalahkan hanya personal remaja saja, melainkan keluarga, masyarakat dan bahkan negara juga mempunyai andil dalam membentuk terjadinya kenakalan remaja.

Kenakalan remaja sering disebut dengan istilah juvenile delinquent, dimana awalnya dipersepsikan sebagai bentuk penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh remaja yang melanggar aturan-aturan sosial. Selanjutnya remaja tersebut mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang itu.

Perilaku menyimpang merupakan masalah sosial karena terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan ataupun dari nilai dan norma sosial yang berlaku di dalam masyarakat. Besarnya harapan-harapan masyarakat (social expectation) yang tidak sesuai dengan kenyataan dapat menimbulkan keresahan, dan dapat dianggap sebagai sumber masalah karena membahayakan tegaknya sistem sosial.

Kenakalan remaja sering disebut juga sebagai anak cacat sosial (Kartono, 1988), disebabkan oleh pengaruh sosial yang ada ditengah masyarakat, sehingga perilaku mereka dinilai oleh masyarakat sebagai suatu kelainan dan disebut “kenakalan”. Perilaku mereka cenderung anti sosial, anti susila dan menyalahi norma-norma agama. Beberapa dari kenakalan itu sendiri mengarah pada tindakan kejahatan remaja (juvenile crime).

Disebut sebagai kenalan remaja, bila bentuk perilaku kenakalan itu dilakukan oleh remaja, sementara bila perilaku-perilaku tersebut dilakukan oleh orang dewasa maka disebut dengan kejahatan.


Bentuk Kenakalan Remaja

Saat ini kenakalan remaja sudah cukup meresahkan, permasalahan yang timbul sudah sangat serius, beberapa kenakalan yang dilakukan remaja lebih menjurus pada tindakan kriminal.

Kenakalan remaja digolongkan dalam dua kelompok yang berkaitan dengan norma-norma hukum yaitu :
(1) kenakalan yang bersifat amoral dan sosial serta tidak diantar dalam undang-undang sehingga tidak dapat atau sulit digolongkan sebagai pelanggaran hukum
(2) kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian sesuai dengan undang-undang dan hukum yang berlaku sama dengan perbuatan melanggar hukum bila dilakukan orang dewasa. (Gumarso,1988)

Pelbagai bentuk kenakalan remaja;

1. Kenakalan pelanggaran norma,
Berbohong, pergi keluar rumah tanpa pamit, keluyuran, begadang, buang sampah sembarangan, graffiti (mencoret-coret dinding), merokok

2. Kenakalan pelanggaran moralitas
Aborsi, pacaran, menonton, melihat atau membaca hal-hal yang mengandung pornografi, minum-minuman keras, hubungan seks pranikah, seks bebas, pelacuran remaja, berjudi

3. Pelanggaran aturan, dan tata tertib
Mengendarai kendaraan bermotor tanpa SIM, kebut-kebutan/mengebut, membolos sekolah, berkelahi dan tawuran,

4. Kenakalan khusus yang mengarah pada kejahatan kriminal;
Pembunuhan, penganiayaan, penipuan dan penggelapan, pencurian, pemerasan, menodong, pemerkosaan, dan kejahatan Narkotika, termasuk didalamnya memakai dan mengedarkan narkotika


Faktor Resiko

Kenakalan remaja akan membawa resiko bagi remaja itu sendiri, kerugian-kerugian yang akan berdampak buruk bagi perkembangan individu baik secara mental psikologis dikemudian hari.

- Gangguan kepribadian antisosial
- Penjara karena tindakan kriminalitas
- Kematian yang diakibatkan narkotika, perkelahian,
- Cacat fisik atau bahkan kematian yang diakibatkan kecelakaan lalu lintas
- Penyakit akibat hubungan seksual, kehamilan yang tidak diharapkan, atau kematian yang disebabkan proses aborsi yang tidak aman
- Putus sekolah
- Kehilangan masa depan
- Penolakan komunitas, atau dikucilkan masyarakat
- Dan sebagainya


Faktor Penyebab

A. Faktor Eksternal

1. Faktor Keluarga
Akhlak anak dibentuk bermula di rumah. Anak sejak kecil dan sebagian besar waktunya dihabiskan dalam lingkungan keluarga. Anak belajar dari sikap dan perilaku kedua orangtuanya. Sebagian besar kenakalan remaja Ini dipengaruhi oleh pendidikan di rumah. Beberapa hal dalam rumahtangga yang berpengaruh;
- Rendahnya pendidikan agama dalam rumahtangga, fungsi kedua orangtua gagal dalam menunjukkan tabiat dan akhlak yang sesuai dengan nilai agama. Misalnya saja; anak diharuskan shalat oleh orangtua akan tetapi sang anak tidak pernah melihat kedua orangtuanya sholat
- Status ekonomi yang rendah mengakibatkan kedua orangtuanya mesti bekerja keras sehingga anaknya tidak mendapatkan kebutuhan kasih-sayang yang cukup
- Perilaku kedua orangtua sendiri yang tidak bermoral
- Kedua orangtuanya lebih mementingkan kerja atau pekerjaan dibandingkan mengontrol dan mengawasi anak-anaknya
- Keluarga broken home.

2. Faktor Sekolah
Hampir separuh waktu anak remaja dihabiskan di sekolah dalam seharinya, pendidikan sekolah yang tidak tepat akan berdampak pada timbulnya kenakalan pada remaja;
- Penerapan disiplin yang tidak sesuai atau terlalu longgar
- Orangtua yang tidak peduli dengan tingkat kemajuan yang diperoleh anak di sekolah
- Guru yang tidak mau tahu masalah yang dihadapi oleh siswanya
- Orientasi sekolah yang tidak tepat terhadap perkembangan anak didik, termasuk didalamnya tidak adanya guru konselor, tenaga profesional atau psikolog di sekolah tersebut
- Sistem pendidikan yang rumit mengekang kebebasan siswa dalam berekspresi sewajarnya, termasuk di dalamnya jam belajar terlalu panjang, tugas menumpuk, pelajaran yang sulit yang kesemuanya membutuhkan konsentrasi penuh sehingga membuat siswa semakin tegang, akibatnya siswa menyalurkan melalui agresivitas

3. Lingkungan sekitarnya
Remaja banyak belajar dari lingkungan sekitarnya, sebagai lingkungan bermain remaja cepat beradaptasi dan belajar dari orang-orang sekitarnya.
- Lingkungan sekitar yang permisif terhadap perjudian
- Lingkungan yang permisif terhadap prostitusi, kumpul kebo, atau seks bebas
- Lingkungan yang penuh dengan hura-hura, hiburan
- Event lainnya yang sarat dengan pendangkalan moral, misalnya hari kasih sayang, pemilihan ratu sejagat, dan sebagainya
- Pengaruh dari teman

4. Instansi dan negara
Banyak instansi terkait pada dasarnya memberikan kontribusi negatif terhadap perkembangan remaja, namun demikian dengan mempertimbangan hal keuntungan atau kerugian mengesampingkan pesan-pesan moral yang salah pada remaja
- Televisi, sejak kemunculannya televisi pertama sekali para ahli sudah menduga pengaruh buruk dari media tersebut
- Kontrol pemerintah yang rendah terhadap penyebaran pornografi melalui media cetak, televisi ataupun internet
- Pejabat yang korup telah memakan dana yang seharusnya dapat digunakan untuk pengembangan ketrampilan generasi muda melalui bakat, ketrampilan ataupun hobbinya
- Kurangnya kampanye pemerintah yang sinergi terhadap kebutuhan remaja yang sehat
- Penyediaan prasarana bagi remaja yang kurang, misalnya penyediaan sarana olahraga, taman yang nyaman, perpustakaan dan sebagainya
- Minimnya lembaga yang menangani permasalahan remaja
- Keengganan pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan
- Undang-undang pendidikan yang tidak terencana secara sistematis dan fleksibelitas yang berguna secara positif kepada remaja.
- Instansi tertentu yang berkepentingan atau terlibat dalam penyuguhan iklan, poster, reklame yang tidak mendidik atau memberikan pengaruh buruk terhadap persepsi remaja.

B. Faktor Internal

1. Remaja dengan self control rendah
Pada masa remaja terjadi perkembangan dan pertumbuhan yang sejalan, kesemuanya membutuhkan bimbingan, pengetahuan dan perilaku yang bijaksana dalam menghadapi fase tersebut. Kontrol diri merupakan hal yang penting sebagai dalam menghadapi perubahan pesat sebagai akibat dari pertumbuhan dan perkembangan. Remaja dapat bersikap rasional dan tidak bersikap instinktif karenanya.

2. Self concept yang salah
Masa remaja sering disebut sebagai masa pencarian identitas, penerapan konsep ini mengakibatkan pembenaran perilaku tertentu sebagai cara-cara pencarian jati diri. Tepatnya adalah masa remaja merupakan masa pembinaan diri karena masa pencarian jati diri itu sudah dilewati pada masa kanak-kanak. Pada awalnya bayi akan ikut menangis bila melihat teman bayi itu menangis, konsep ini berubah setelah sang anak mengerti bahwa orang lainlah yang menangis dan bukan dirinya yang harus menangis juga. Nah, jadi dapat dimengerti bahwa masa remaja merupakan jembatan penting dalam menghadapi masa depan yang lebih baik

3. Dasar Kepribadian
Kenakalan yang terbentuk sejak awal memasuki remaja, artinya memang sejak awal kepribadian anak sudah memang terbentuk dalam keadaan yang rusak, serta penyakit-penyakit hati yang menyertainya. Hal inilah yang sangat sulit mengubah perilaku anak tersebut.

4. Malas secara emosional
Anak yang malas secara emosional hanya mau bersenang-senang saja, tidak mau bekerja keras, bersikap semata untuk menghibur diri. Dalam kesehariannya tidak sabar, keras kepala dan tidak mau peduli dengan orang lain. Remaja seperti ini lebih menyukai mengisi waktu luang dengan hura-hura dibandingkan melakukan hal-hal yang lebih bermanfaat. [SM/PD]

Konstruksi Sosial Kenakalan Remaja
Artikel ini membahas perdebatan dua masalah mendasar mengenai cara pendefinisian sosial atas perilaku kenakalan remaja. Aspek utama yang dibahas adalah apakah perilaku kenakalan remaja seharusnya dipahami sebagai masalah sosial atau masalah hukum (atau dalam kasus lain, masalah kejiwaan atau moral)? Dan pada tingkat apa yang memungkinkan faktor latar belakang sosial menjadi elemen peredaan perilaku mereka?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, artikel ini berupaya mengkonstruksikan kembali definisi sosial mengenai perilaku kenakalan remaja hingga pada tingkat apa tanggungjawab hukuman harus mereka terima atau perlakuan lebih manusiawi ;lantaran faktor usia yang masih anak-anak dan latar belakang sosial yang mempengaruhinya; selayaknya mereka peroleh agar menjadi warga negara yang baik bagi masa depan pribadi dan gaya hidup non kriminal mereka.

Pendefinisian sosial dalam artikel ini dilakukan dengan membuat kategori-kategori sosial dalam memahami konstruksi sosial kenakalan remaja. Kategori yang dibuat meliputi kategori mengenai: paradigma tanggung jawab, anak-anak dan remaja, serta perlakuan atau hukuman.

Ada dua pertanyaan yang menarik dalam konteks ini. Pertama, bagaimana seharusnya mendefinisikan perilaku anak-anak lelaki ini, setidaknya sebagian karena batas usia mereka. Jika mereka dewasa, sepantasnya perilaku kenakalan dinyatakan sebagai kriminal dan dihukum dengan cara konvensional. Tetapi, pada kisah 5 anak muda ini, masih bisa diperdebatkan apakah ;meskipun faktanya mereka kriminal; mereka harus dihukum atas tindak kriminal atau bukan? Dengan kata lain, usia tampaknya menjadi faktor krusial dalam definisi sosial dari anak muda ini. Kedua, apakah faktor latar belakang sosial seperti kemiskinan, rendahnya pendidikan dan selainnya, justru dapat dipakai sebagai argumen untuk memaafkan perilaku kenakalan remaja dan khususnya sebagai cara mengurangi sanksi sosial yang dijatuhkan kepada mereka?

Intinya ada dua perdebatan argumentasi. Di satu pihak, kenakalan kriminal anak muda seharusnya dihukum sebagai konsekuensi dari kriminalitas mereka. Di lain pihak, meskipun mereka sengaja melakukan tindak kriminal, justru perilaku mereka seharusnya dimaafkan dengan jaminan perlakuan sosial ketimbang hukuman kriminal.

Kedua perdebatan ini muncul atas kasus yang dialami oleh 5 anak muda Swedia berusia 15 sampai 19 tahun di akhir tahun 1980an. Mereka secara sengaja melakukan pencurian dan penyerangan fisik. Namun, Departemen Kesejahteraan Sosial di Stockholm, Swedia justru membawa mereka dalam sebuah pelayaran kapal pesiar ke Mediteranian untuk merehabilitasi perilaku mereka dengan gaya hidup non-kriminal. Tentu saja ini bukan cara konvensional (setidaknya konteks orang Swedia) untuk menindak ;latar belakang kriminal; anak-anak muda ini.

Perjalanan pelayaran ini memicu perdebatan publik di media massa lantaran legitimasi pelayaran diotorisasi oleh pekerja sosial dan didanai dengan uang para pembayar pajak. Perdebatan ini merupakan sebuah ilustrasi publik setidaknya sebagai bagian dari proses pendefinisian sosial. Dalam kasus 5 anak muda ini, apakah mereka diancam sebagai kasus kriminal atau sosial. Dengan kata lain, perdebatan ini dipahami sebagai perdebatan mengenai definisi sosial kenakalan anak-anak muda.

Di satu pihak, anak-anak muda ini seharusnya dihukum atas tindak kriminal yang mereka lakukan sesuai dengan hukum yang ada, bukan malahan membawa mereka dalam pelayaran layaknya sebuah liburan. Pihak ini mengkritik, tidak ada faktor peredaan perilaku dengan mengajak berlayar untuk membuat jera kasus kriminal para anak muda ini. Mereka berada dalam pelayaran di ;air yang salah;, yakni terlalu ;panas; air pelayaran mereka. Pelayaran ke Mediteranian bagi orang Swedia adalah pelayaran untuk berlibur. Jika memang harus berlayar, pelayaran ke lautan Norwegia, yang harus melawan air dingin dan badai, dianggap lebih pantas sebagai hukuman.

Di lain pihak, terutama para pekerja sosial yang dikenal ;humanitarian; justru berargumen bahwa pelayaran ini memang bukan untuk menghukum mereka. Lebih dari itu, apa yang dibutuhkan adalah beberapa perlakuan untuk menolong mereka membangun cara hidup baru dan meninggalkan segala latar belakang kriminalitas mereka. Tujuan ini hanya dapat diterima dengan makna beberapa bentuk perlakuan. Perlakuan yang perlu diberikan sejak 5 anak muda ini tumbuh secara sosial dan psikologis dibawah kondisi tanpa tekanan hingga membawanya dalam perilaku kriminal.

Paradigma Tanggung Jawab

Perilaku kenakalan remaja sebagai sebab dari konstruksi sosial dapat dipahami melalui paradigma tanggung jawab. Melalui paradigma ini tingkat keseriusan tanggungjawabnya akan tergantung pada deskripsi dari konteks tindakan. Tetapi pada dasarnya, tak terbantahkan lagi seseorang akan dianggap menjadi seorang agen yang harus mengetahui tentang kesalahan dari tindakan-tindakan dan konsekuensinya. Ini merupakan cara umum untuk mendefinisikan seseorang itu bertindak kriminal atau lebih sebagai sebuah ;masalah sosial; untuk diproses dalam institusi legal.

Paradigma ini menyatakan bahwa tingkat tanggung jawab atas tindakan dapat dibebankan sepanjang serangkaian kejadian diakhiri dengan tindakan yang memang direncanakan ;dimana orang dinyatakan sebagai kriminal; Dan di sisi lain, tindakan dimana tidak seorangpun harus bertanggungjawab yaitu ketika seeorang yang melakukan tindakan lebih diakibatkan oleh suatu dorongan atau kekacauan mental, hingga menjadi kasus psikiatrik. Jika faktor-faktor yang meredakan tindakan sosial dapat diidentifikasikan dengan sedikit tanggung jawab yang mesti diemban, ini artinya lebih merupakan masalah sosial.

Pertanyaan ketika seorang anak akan didefinisikan sebagai kriminal atau sebagai masalah sosial tampak berhenti pada suatu paradigma dasar mengenai penetapan tanggung jawab untuk tindakan-tindakan dan konsekuensi-konsekuensi perbuatannya. Secara umum, seorang individu pasti terkait dengan tindakan yang ia lakukan pada suatu waktu tertentu. Namun yang penting adalah menilai dan menganalisis konteks dari tindakannya agar jelas macam tindakan apa yang telah dilakukan. Kemudian baru menilai macam tanggung jawab apa yang semestinya dibebankan. (Feinberg, 1965).

Jika kita masuk ke dalam sebuah toko panganan dan terdorong mengambil beberapa potong daging kemudian pergi keluar tanpa membayar, ini merupakan suatu jenis tindakan yang berbeda kemudian bila kita memang telah berencana mencuri. Pada kasus pertama, tindakan itu merupakan tindakan yang timbul karena dorongan hati dan tidak disengaja; sedangkan pada kasus berikutnya, kelihatan jelas direncanakan (Duff, 1990).

Tindakan pertama barang kali dapat dimaafkan karena adanya suatu dorongan yang menghampirinya. Tetapi, yang kedua barang kali sulit untuk dimaafkan, dan kita mungkin harus mencoba untuk membenarkannya/membela diri dengan mengatakan bahwa kita lapar, tidak punya uang, dan kemudian dipaksa oleh keadaan sosial untuk mencuri makanan (Austin, 1956/1990 ; Scott dan Lyman, 1968). Tindakan ini bisa saja terjadi lantaran seseorang tidak ;sadar; ketika melakukan tindakan. Orang ini akan dilihat sebagai orang yang secara temporer atau permanen diganggu atau dipengaruhi oleh penyakit mental.

Dalam kasus ini seseorang akan dinyatakan atau direkomendasikan untuk mendapatkan beberapa bentuk pengobatan, yang secara legal dinilai sebagai ;kekacauan mental;. Tanggung jawab diambil dari dirinya jika tindakan ini memang bisa dijelaskan sebagai suatu keterpaksaan yang menutupi penilaiannya atau kemungkinan munculnya suatu penilaian. Dalam sejumlah kasus seseorang didefinisikan sebagai suatu kasus psikiatrik, ketika kemampuannya untuk bertindak sebagai seorang agen yang bertanggung jawab dikurangi oleh penyakit mental.

Seseorang dapat melakukan suatu pelanggaran sosial, moral atau legal, tetapi masih menjadi seorang agen yang mampu, bahkan ketika tindakannya dapat dimaafkan dengan referensi pada keadaan sosialnya (Floud, 1975). Contoh dari keadaan sosial yang dapat digunakan untuk memaafkan tindakan-tindakan kriminal termasuk ketika seseorang tumbuh di bawah keadaan yang dapat dikarakterisasi seperti kehilangan secara sosial dan psikologis hingga membuat seseorang secara sosial kehilangan kemampuan sebagai warga negara berupa pengetahuan dan tinjauan ke masa depan yang menghargai aturan dan konsekuensi sosial dan moral. Dalam kasus ini, dengan mengarahkan pada keadaan sosial, suatu alasan sosial dapat dipakai untuk memaafkan suatu tindakan sosial yang bertujuan untuk mengurangi beban tanggung jawab baik dari orang tersebut dan ataupun tindakannya.

Anak-anak dan Remaja

Paradigma Tanggung Jawab; masih menjadi masalah ketika tindakan-tindakan yang dilakukan kaum remaja mulai didefinisikan. Penilaian-penilaian kita terhadap tindakan anak-anak maupun remaja tampaknya tergantung pada usia seorang anak. Di Swedia, contohnya, orang tua dari seseorang yang berusia belum genap 15 tahun secara formal bertanggung jawab terhadap tindakan anak-anak mereka. Manakala remaja mulai berusia 18 tahun, mereka diharapkan bertanggung jawab pada beberapa aspek tertentu, misal hak voting/pemilih, mendapatkan sanksi kriminal, namun belum boleh membeli minuman beralkohol.

Periode usia ini merupakan perubahan menuju suatu tingkat tertentu dan secara menyeluruh ditentukan oleh keadaan sejarah budaya masing-masing. Hal ini menjadi melembaga dalam masyarakat kita dan merupakan hal penting dalam penilaian kita terhadap tindakan-tindakan/perilaku serta apa yang kita persepsikan sebagai hal yang normal atau tidak normal bagi kelompok usia yang berlainan. Pada budaya kita, anak-anak lazimnya dianggapkan hanya setengah bertanggung jawab atas tindakan mereka, kebalikan dengan orang dewasa yang bertanggung jawab penuh dengan beberapa perkecualian seperti yang sudah didiskusikan diatas (Harre, 1983).

Umumnya, tindakan-tindakan anak terlihat spontan/impulsif sebab anak-anak belum mampu bertindak dengan disengaja dan belum mampu menilai tindakannya sesuai dengan norma budaya atau tidak (Frankfurt, 1988). Kita cenderung berpendapat bahwa anak-anak belum mampu mengevaluasi tindakannya sesuai dengan standar moral umum. Hal ini diasumsikan bahwa kemampuan itu berkembang selama tahun-tahun usia remaja seorang anak. Sering kali hal ini diperdebatkan bahwa anak-anak kurang memiliki kemampuan kognitif untuk mengevaluasi perilaku mereka apakah secara moral sama dengan suatu cara yang diasumsikan kebanyakan orang sebagai hal normal serta suatu tanda kedewasaan dalam masyarakat kita (Kohlberg, 1984).

Anak-anak muda, dari umur 15 sampai 18, berada dalam masa transisi antara menjadi seorang anak yang terbebas dari tanggung jawab dengan masa dewasa dimana seseorang bertanggung jawab terhadap segala tindakannya (Matza, 1964). Implikasinya adalah bahwa kita tidak yakin apakah bisa berpendapat jika anak-anak muda bertanggung jawab ketika melakukan tindakan kriminal ataukah mereka musti memikul tanggung jawab penuh terhadap tindakannya. Khusus untuk hal ini kita bersikap ambivalen/mendua mengenai apakah anak-anak muda bertindak penuh dengan kesadaran moral dan mampu menanggung konsekuensi perilakunya terhadap orang lain sertsa cara mereka dinilai oleh orang-orang dalam masyarakat.

Permasalahan ini menentukan apakah kaum remaja dianggap sebagai subjek bertanggung jawab atau bukan, kemungkinannya merupakan salah satu alasan untuk munculnya perdebatan terhadap pelayaran lima anak laki-laki tersebut. Kritik-kritik terhadap pelayaran itu mengklaim bahwa lima anak itu sangat sadar baik atas perilaku kriminalnya maupun resiko perbuatan mereka. Mengenai hal itu mereka harus ditetapkan sebagai subyek yang telah mampu berbohong terlepas dari berapa umurnya (15-19 tahun)

Sedangkan kelompok yang mendukung perjalanan pelayaran ini sebagai bentuk perlakuan ketimbang hukuman ingin menegaskan bahwa anak-anak itu, bukanlah seorang kriminal, namun sebagai ;masalah sosial; sekaligus melegitimasikan pelayaran itu. Mereka berpendapat bahwa kelima anak tersebut telah dibesarkan dalam ketimpangan sosial dan psikologis. Implikasi besarnya adalah berkaitan dengan perkembangan mereka yang kurang matang berfungsi sebagai warganegara normal sebab mereka diasumsikan menolak pengalaman-pengalaman yang dianggap sebagai hal penting untuk belajar bagaimana berperilaku sesuai standar-standar konvensional/umum.

Contohnya, terjadi perdebatan bahwa tak seorang pun dari kelima anak itu memiliki figur dekat seorang ayah selama mereka tumbuh, karena dibesarkan oleh seorang ibu saja. Pada asumsi yang menyebutkan bahwa seorang ayah mewakili dan mentransfer tatanan moral kepada anaknya, maka para pendukung pelayaran ini percaya bahwa para anak laki-laki itu belum belajar mengenai wawasan dan standar moral yang penting. Ketika anak-anak itu melakukan kejahatan mereka berbuat lebih karena memiliki sedikit wawasan moral yang mendorong adanya tindak kejahatan itu . Kurangnya moral itu, menurut klaimnya, mungkin kemudian dianggap sebagai suatu alasan memaafkan tindakan kriminal mereka.

Kehilangan moral, sosial dan psikis yang mungkin dalam tumbuh kembang anak-anak itu mungkin menjelaskan dan membantu kita memahami mengapa hanya lima anak ini memulai karir kriminalnya. Dan bilamana kita memahami kemudian kita mampu melukiskan tindakan kriminal mereka dalam suatu gambaran yang lebih rumit : dengan kata lain, kita bisa menggambarkan jenis tindakan yang mereka lakukan dengan lebih memadai. Namun, hal ini tidak berarti bahwa keadaan sosial yang buruk membikin ana-anak laki-laki itu kurang bertanggung jawab terhadap perilakunya secara moral. Oleh karenanya, usaha-usaha mendiskualifikasikan kelima anak itu sebagai aktor-aktor yang kompeten/telah matang tampaknya masih diragukan.

Perlakuan atau Hukuman

Perdebatan mengenai perjalanan pelayaran di atas lebih jelas lagi manakala sampai pada pemahaman untuk memilih konsep perlakuan (treatment) atau hukuman (punishment). Dalam perdebatan ini, ada yang berargumen anak-anak itu seharusnya didefinisikan sebagai agen yang bertanggungjawab atas hukuman yang diterimanya, dan ada yang mengartikan itu sebagai alasan yang dapat diterima baik apakah secara psikologis, pendidikan, atau sosial.

Hukuman biasanya didasarkan atas suatu tindakan yang telah terjadi dan terkait dengan pengaruh atas tindakannya. Tujuan hukuman diberikan agar seseorang bertanggungjawab atas tindakannya. Jika hukuman telah diberikan, mungkin dapat memutuskan apakah orang tersebut bersalah atas tindakan kriminalnya ataukah tidak. Sedangkan konsep ;perlakuan; bisa jadi berlawanan dengan ;hukuman;. Perlakuan pada dasarnya tidak terkait dengan apa yang telah dilakukan seseorang, tetapi apa yang mungkin seseorang lakukan di masa mendatang. Fakta apa yang telah dilakukan seseorang dianggap penting hanya sebagai sebuah indikasi kemungkinan tindakan di masa mendatang sebagai pengembangan sosial seorang warga yang masih muda. Perlakuan ditujukan sebagai pengembangan di masa mendatang yang akan menghasilkan rehabilitasi sosial dan sebuah gaya hidup non-kriminal. Jadi dengan kata lain, treatment atau cara memperlakukan seseorang lebih melihat ke masa depan, sedangkan hukuman lebih melihat ke masa lalu.

Beragam komentar menanggapi pelayaran lima anak ini yang ditangani oleh departemen kesejahteraan sosial Stockholm. Ada yang menganggap seharusnya mereka dihukum atas kriminalitas yang telah dilakukannya. Ada yang merupakan pendapat sebagian besar warga kota, pemberian kesempatan berlayar kepada lima pelaku kriminal tersebut diasosiasikan sebagai hanya untuk bersenang-senang dan liburan. Sedangkan beberapa komentar berargumen, seharusnya anak-anak itu dikirim berlayar di musim dingin yang penuh badai agar merasakan pelayaran itu sebagai hukumannya. Beberapa pihak yang mendukung misi perjalanan itu berpendapat, apapun tidaklah mudah untuk menginterpretasikan segala kemungkinan kalau hanya melihat sebagian kecil dari perjalanan itu dan kesimpulan mereka bahwa anak-anak itu diharapkan dapat belajar selama perjalanan.

Jadi dalam konteks ini, pilihannya antara punishment dan treatment. Pihak yang setuju dengan hukuman memandang anak-anak itu sebagai pelaku yang harus bertanggungjawab dan dapat diberi hukuman. Di lain pihak, para penganut pendekatan humanis bersikukuh yang setuju dengan perjalanan mendefinisikan anak-anak itu sebagai bagian dari subyek yang belum matang, yang dirusak oleh lingkungan sosialnya, dan yang tidak mampu berperilaku sebagai warga kota yang bertanggungjawab., maka tidaklah seharusnya mereka menanggung sebuah hukuman. Pendek kata, para humanis membela anak-anak ini sebagai warga dalam posisi sosial yang marjinal. Maka, tujuan perlakuan terhadap mereka hanya dapat berhasil melalui redefinisi atas warga yang belum matang. Karenanya tidak seketika diberi hukuman, tetapi seharusnya diperlakukan untuk peredaan perilaku mereka untuk masa depan dengan gaya hidup non-kriminal.

KESIMPULAN
Perdebatan di Swedia mengkonfirmasikan gagasan yang disampaikan oleh Emile Durkheim (1893/1989) seratus tahun yang lalu: kriminalitas bukan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari suatu tindakan atau seseorang tetapi lebih kepada suatu fenomena yang didifinisikan oleh suatu reaksi sosial (cf.Becker 1963). Lima anak Swedia yang dinyatakan sebagai kriminal dan sebagai masalah sosial berawal ketika mereka ditahan dan ditanya oleh polisi. Bagi polisi dan jaksa, anak-anak tersebut menghadapi masalah hukum dan dinyatakan sebagai kriminal. Ketika anak-anak tersebut dikembalikan kepada masyarakat, otoritas sosial menyatakan lagi bahwa anak-anak itu sebagai suatu masalah sosial yang membutuhkan perlakuan (treatment) yang baik, bukan langsung dihukum.

Secara mendasar, proses ini dapat ditandai sebagai proses pengkategorisasian: anak-anak dan aksi-aksi mereka harus dikategorikan dalam suatu cara tertentu agar otoritas dapat memutuskan keabsahan ukuran-ukuran mereka. Penggunaan kategori tergantung pada dua keadaan. Pertama, seluruh institusi tidak memiliki pengkategorian sosial yang sama. Kedua, mereka menggunakan pengkategorian itu dalam berbagai cara. Suatu kategori seperti ;kriminal;, mendifinisikan para pelaku dan aksi-aksinya dengan kerangka hukum, yang utamanya dipakai oleh institusi hukum, seperti polisi dan departemen kehakiman. Satu kategori seperti kenakalan remaja didefinisikan sebagai seseorang dengan perbuatan-perbuatannya yang dikaitkan dengan norma-norma moral dan sosial, dan secara tradisional digunakan oleh agen-agen sosial dan kelompok-kelompok profesional seperti para pekerja sosial dan psikolog. Lembaga-lembaga psikiater menggunakan kategori-kategori sosial yang menempatkan pelaku sebagai sesuatu hal yang menyimpang dari norma-norma sosial.

Walaupun suatu lembaga memiliki kategori-kategori sosial, namun penggunaan dari kategori-kategori ini tidak selalu tanpa masalah. Kategorisasi terhadap 5 anak menjelaskan tentang seseorang dan aksi-aksi mereka, aksi-aksi tertentu digambarkan, sementara aksi yang lain dihilangkan, fakta-fakta kontekstual tertentu ditekankan, sedangkan yang lain tidak, dan beberapa tipe dari faktor-faktor disorot sementara lainnya tidak disebutkan. Dalam semangat ini kategorisasi jangan dilihat seperti suatu uraian atau laporan objektif, tetapi sebagai bagian dari suatu wacana kelembagaan yang berkelanjutan, guna bernegosiasi dan mengusulkan kategori-kategori sosial.

Proses ini secara normal tersembunyi atau paling tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, namun bisa dilihat melalui proses birokrasi dan diskusi antara aparat pemerintahan, pekerja sosial, polisi dan sebagainya. Debat publik di Swedia membawa proses ini kedalam pusat perhatian dan memungkinkan kita untuk melihat paling tidak bagian-bagian dari proses tersebut dimana 5 anak dikonstruksikan sebagai masalah sosial dan kriminal. Lebih spesifik lagi, pengelompokkan institusional itu menjadi bagian dari wacana yang lebih luas yang meliputi mass media,televisi, radio dan suratkabar.

Wacana ini menyangkut keyakinan dasar tertentu yang berkaitan dengan tanggung jawab dan makna kewarganegaraan serta tingkat usia dan faktor-faktor kontekstual sosial bisa diperdebatkan disini. Para pendukung apa yang disebutkan penulis sebagai suatu posisi humanitarian menyatakan bahwa kelima anak lelaki tidak bisa dianggap sebagai pihak yang bertanggung jawab sepenuhnya karena faktor usia dan latar belakang sosial mereka serta mengajukan alternatif atas dakwaan kriminal. Para pendukung yang berada pada posisi lebih konservatif menyatakan bahwa anak-anak ini seharusnya dihukum.

tugas mepping

0 komentar
Apa yang pengertian pergaulan bebas,faktor pergaulan bebas dan dampak pergaulan bebas????

Pengertian Pergaulan Bebas
A. Pengertian Pergaulan Bebas
Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship).
Pergaulan juga adalah HAM setiap individu dan itu harus dibebaskan, sehingga setiap manusia tidak boleh dibatasi dalam pergaulan, apalagi dengan melakukan diskriminasi, sebab hal itu melanggar HAM. Jadi pergaulan antar manusia harusnya bebas, tetapi tetap mematuhi norma hukum, norma agama, norma budaya, serta norma bermasyarakat. Jadi, kalau secara medis kalau pergaulan bebas namun teratur atau terbatasi aturan-aturan dan norma-norma hidup manusia tentunya tidak akan menimbulkan ekses-ekses seperti saat ini.

B. Penyebab & Dampak Maraknya Pergaulan Bebas Remaja Indonesia

a. Ada banyak sebab remaja melakukan pergaulan bebas. Penyebab tiap remaja mungkin berbeda tetapi semuanya berakar dari penyebab utama yaitu kurangnya pegangan hidup remaja dalam hal keyakinan/agama dan ketidakstabilan emosi remaja. Hal tersebut menyebabkan perilaku yang tidak terkendali, seperti pergaulan bebas & penggunaan narkoba yang berujung kepada penyakit seperti HIV & AIDS ataupun kematian. Berikut ini di antara penyebab maraknya pergaulan bebas di Indonesia:
- Sikap mental yang tidak sehat
Sikap mental yang tidak sehat membuat banyaknya remaja merasa bangga terhadap pergaulan yang sebenarnya merupakan pergaulan yang tidak sepantasnya, tetapi mereka tidak memahami karena daya pemahaman yang lemah. Dimana ketidakstabilan emosi yang dipacu dengan penganiayaan emosi seperti pembentukan kepribadian yang tidak sewajarnya dikarenakan tindakan keluarga ataupun orang tua yang menolak, acuh tak acuh, menghukum, mengolok-olok, memaksakan kehendak, dan mengajarkan yang salah tanpa dibekali dasar keimanan yang kuat bagi anak, yang nantinya akan membuat mereka merasa tidak nyaman dengan hidup yang mereka biasa jalani sehingga pelarian dari hal tersebut adalah hal berdampak negatif, contohnya dengan adanya pergaulan bebas.
- Pelampiasan rasa kecewa
Yaitu ketika seorang remaja mengalami tekanan dikarenakan kekecewaannya terhadap orang tua yang bersifat otoriter ataupun terlalu membebaskan, sekolah yang memberikan tekanan terus menerus(baik dari segi prestasi untuk remaja yang sering gagal maupun dikarenakan peraturan yang terlalu mengikat), lingkungan masyarakat yang memberikan masalah dalam sosialisasi, sehingga menjadikan remaja sangat labil dalam mengatur emosi, dan mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif di sekelilingnya, terutama pergaulan bebas dikarenakan rasa tidak nyaman dalam lingkungan hidupnya.
- Kegagalan remaja menyerap norma
Hal ini disebabkan karena norma-norma yang ada sudah tergeser oleh modernisasi yang sebenarnya adalah westernisasi.



b. Dampak dari pergaulan bebas
Pergaulan bebas identik sekali dengan yang namanya “dugem” (dunia gemerlap). Yang sudah menjadi rahasia umum bahwa di dalamnya marak sekali pemakaian narkoba. Ini identik sekali dengan adanya seks bebas. Yang akhirnya berujung kepada HIV/AIDS. Dan pastinya setelah terkena virus ini kehidupan remaja akan menjadi sangat timpang dari segala segi.

C. Solusi Untuk Menyelesaikan Masalah Pergaulan Bebas
Kita semua mengetahui peningkatan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME, penyaluran minat dan bakat secara positif merupakan hal-hal yang dapat membuat setiap orang mampu mencapai kesuksesan hidup nantinya. Tetapi walaupun kata-kata tersebut sering ‘didengungkan’ tetap saja masih banyak remaja yang melakukan hal-hal yang tidak sepatutnya dilakukan. Selain daripada solusi di atas masih banyak solusi lainnya. Solusi-solusi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Memperbaiki cara pandang dengan mencoba bersikap optimis dan hidup dalam “kenyataan”, maksudnya sebaiknya remaja dididik dari kecil agar tidak memiliki angan-angan yang tidak sesuai dengan kemampuannya sehingga apabila remaja mendapatkan kekecewaan mereka akan mampu menanggapinya dengan positif.
2. Menjaga keseimbangan pola hidup. Yaitu perlunya remaja belajar disiplin dengan mengelola waktu, emosi, energi serta pikiran dengan baik dan bermanfaat, misalnya mengatur waktu dalam kegiatan sehari-hari serta mengisi waktu luang dengan kegiatan positif
3. Jujur pada diri sendiri. Yaitu menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu ingin yang terbaik untuk diri masing-masing. Sehingga pergaulan bebas tersebut dapat dihindari. Jadi dengan ini remaja tidak menganiaya emosi dan diri mereka sendiri.
4. Memperbaiki cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga terbina hubungan baik dengan masyarakat, untuk memberikan batas diri terhadap kegiatan yang berdampak negatif dapat kita mulai dengan komunikasi yang baik dengan orang-orang di sekeliling kita.
5. Perlunya remaja berpikir untuk masa depan. Jarangnya remaja memikirkan masa depan. Seandainya tiap remaja mampu menanamkan pertanyaan “Apa yang akan terjadi pada diri saya nanti jika saya lalai dalam menyusun langkah untuk menjadi individu yang lebih baik?” kemudian hal itu diiringi dengan tindakan-tindakan positif untuk kemajuan diri para remaja. Dengan itu maka remaja-remaja akan berpikir panjang untuk melakukan hal-hal menyimpang dan akan berkurangnya jumlah remaja yang terkena HIV & AIDS nantinya.

Selain usaha dari diri masing-masing sebenarnya pergaulan bebas dapat dikurangi apabila setiap orang tua dan anggota masyarakat ikut berperan aktif untuk memberikan motivasi positif dan memberikan sarana & prasarana yang dibutuhkan remaja dalam proses keremajaannya sehingga segalanya menjadi bermanfaat dalam kehidupan tiap remaja.

Saat ini kita banyak melihat bagaimana generasi kita khususnya anak-anak muda terjerumus dalam pergaulan yg tidak berkenan kepada Tuhan (Free sex, narkoban dll).Saya melihat ada beberapa faktor yang menyebabkan semua ini terjadi.Apa yang saya tuliskan ini mungkin masih bisa diperdebatkanatau masih bisah ditambahkan oleh semua kekasih Tuhanyang merasa bahwa bukan hanya faktor-faktor ini saja yang menyebabkan anak-anak muda terjerumus dalam pergaulan bebas.Saya berharap tulisan saya ini menjadi suatu perenungan bagi kita bersama-samauntuk memikirkan jalan keluarketika melihat generasi muda kitamungkin adalah anak kita atau teman-teman kitayg sudah terjerumus kedalam pergaulan yang salah.

Ada beberapa faktor - dan masih ada juga faktor yg lain - yang banyak mempengaruhi terjadinya pergaulan buruk dari kalangan anak-anak muda, yakni:
I. Faktor Orang Tua
Para orang tua perlu menyadari bahwa jaman telah berubah.System komunikasi, pengaruh media masa, kebebasan pergaulan dan modernisasi di berbagai bidang dengan cepat memepengaruhi anak-anak kita.Budaya hidup kaum muda masa kini, berbeda dengan jamanpara orang tua masih remaja dulu. Pengaruh pergaulan yang datang dari orang tuadalam era ini, dapat kita sebutkan antara lain:
* FAKTOR KESENJANGANPada sebagian masyarakat kita masih terdapat anak-anak yang merasa bahwa orang tua mereka ketinggalan jaman dalam urusan orang muda. Anak-anak muda cenderung meninggalkan orang tua, termasuk dalam menentukan bagaimana mereka akan bergaul. Sementara orang tua tidak menyadari kesenjangan ini sehingga tidak ada usaha mengatasinya.
* FAKTOR KEKURANG PEDULIANOrang tua kurang perduli terhadap pergaulan muda-mudi. Mereka cenderung menganggap bahwa masalah pergaulan adalah urusan anak-anak muda, nanti orang tua akan campur tangan ketika telah terjadi sesuatu. Padahal ketika sesuatu itu telah terjadi, segala sesuatu sudah terlambat
* FAKTOR KETIDAKMENGERTIANKasus ini banyak terjadi pada para orang tua yang kurang menyadari kondisi jaman sekarang. Mereka merasa sudah melakukan kewajibannya dengan baik, tetapi dalam urusan pergaulan anak-anaknya, ternyata tidak banyak yang mereka lakukan. Bukannya mereka tidak perduli, tetapi memang mereka tidak tahu apa yang harus mereka perbuat.
* FAKTOR IMAN ORANG TUAKasus ini terjadi kepada para orang tua yang imannya tidak handal, mereka adalah orang Kristen KTP saja yang menganggap kekristenan adalah kegiatan agamawi atau sedikit pelengkap dalam hidup. Orang-orang ini akan melihat para aktifis gereja sebagai golongan fanatic agama. Ini yang terjadi, maka mereka bahkan akan melarang anak-anak mereka untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan gereja. Mereka adalah orang Kristen, tetapi mereka khawatir jika terlalu aktif ke gereja, anak-anak mereka akan tertarik menjadi pendeta. Akibatnya anak-anak mereka akan bertumbuh diluar jangkauan bimbingan kerohanian yang diadakan oleh gereja
* FENJAGAAN SECARA ROHANIIni sebenarnya terkait dengan keimanan orang tua juga, namun banyak orang Kristen yang baik, juga tidak sungguh-sungguh berdoa sejak awal untuk pergaulan anak-anak mereka. Padahal doa adalah hal utama yang semestinya dilakukan sejak awal. Mereka akan berdoa disaat saat anak-anak mereka sudah terjerumus dalam pergaulan bebas.

II. Faktor Dari Kaum Muda ITU Sendiri
Orang Muda sebagai pelaku utama dalam pergaulantentunya harus yang pertama menyadari akan kerawanan-kerawanan merekadalam pergaulan.Adapun beberapa factor yang datang dari orang muda, yaitu:
* FAKTOR KESADARAN ATAU KEDEWASAANFactor ini bukan hanya umurnya yang kurang, tetapi orang muda pada umumnya memang memiliki kecenderungan belum memiliki modal yang cukup dalam mempertimbangkan, memutuskan dan melakukan segala sesuatu, misalnya pengalaman belum cukup, usia masih sedikit, kedewasaan belum penuh, pertimbangan belum matang, kurang menyadari akan bahaya, cenderung meremehkan hal-hal yang sebenarnya penting, belum dapat menghayati sakitnya akibat dari tindakan yang salah, sehingga sering terjebak dalam langkah yang berbahaya. Ditambah lagi kecenderungan orang muda ingin mencoba-coba sesuatu yang baru yang belum pernah dirasakan atau dialaminya
* FAKTOR BUDAYAOrang muda cenderung menganggap bahwa pergaulan bebas adalah budaya orang muda jaman sekarang. Mereka merasa pergaulan bebas adalah hak mereka. Mereka mengatakan sekaranglah waktunya bergaul sebebas-bebasnya. Hal ini menimbulkan budaya iseng. Daripada dikatakan tidak gaul, mereka akhirnya bergaul sebebas-bebasnya
* FAKTOR KESEIMBANGAN HIDUPOrang muda memiliki potensi, tenaga, idealisme, semangat yang sedang bertumbuh dan sedang mekar-mekarnya, termasuk nafsu seksualitanya, dll. Kondisi ini jika tidak didukung prinsip-prinsip rohani yang kuat, penguasaan diri yang baik, dan pendampingan dari seorag senior yang handal akan berakibat fatal. Maka banyak kehidupan orang muda cenderung menjadi liar.
* FAKTOR KEYAKINANIni sebenarnya faktor terpenting dalam membekali orang muda menjalani hidup. Orang muda yang imannya tidak handal, memiliki kecenderungan untuk tidak berjalan dalam jalan Tuhan, termasuk tidak berdoa untuk pergaulan mereka. Sebaliknya yang imannya handal dan berjalan dalam jalan Tuhan, jelas akan menuai dalam damai sejahtera.

Dampak pergaulan bebas
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13 tahun sampai dengan 18 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan kekhawatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan dan orangtuanya.
Generasi muda adalah tulang punggung bangsa, yang diharapkan di masa depan mampu meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini agar lebih baik. Dalam mempersiapkan generasi muda juga sangat tergantung kepada kesiapan masyarakat yakni dengan keberadaan budayanya. Termasuk didalamnya tentang pentingnya memberikan filter tentang perilaku-perilaku yang negatif, yang antara lain; minuman keras, mengkonsumsi obat terlarang, sex bebas, dan lain-lain yang dapat menyebabkan terjangkitnya penyakit HIV/AIDS.
Sekarang ini zaman globalisasi. Remaja harus diselamatkan dari globalisasi. Karena globalisasi ini ibaratnya kebebasan dari segala aspek. Sehingga banyak kebudayaan-kebudayaan yang asing yang masuk. Sementara tidak cocok dengan kebudayaan kita. Sebagai contoh kebudayaan free sex itu tidak cocok dengan kebudayaan kita.
Pada saat ini, kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang menguatirkan. Para remaja dengan bebas dapat bergaul antar jenis. Tidak jarang dijumpai pemandangan di tempat-tempat umum, para remaja saling berangkulan mesra tanpa memperdulikan masyarakat sekitarnya. Mereka sudah mengenal istilah pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka, merupakan salah satu bentuk gengsi yang membanggakan. Akibatnya, di kalangan remaja kemudian terjadi persaingan untuk mendapatkan pacar. Pengertian pacaran dalam era globalisasi informasi ini sudah sangat berbeda dengan pengertian pacaran 15 tahun yang lalu. Akibatnya, di jaman ini banyak remaja yang putus sekolah karena hamil. Oleh karena itu, dalam masa pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan tentang idealisme dan kenyataan. Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa kenyataan sering tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan tidak selalu menjadi kenyataan. Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan kehangatan masa pacaran sesungguhnya tidak akan terus berlangsung selamanya.
Dalam memberikan pengarahan dan pengawasan terhadap remaja yang sedang jatuh cinta, orangtua hendaknya bersikap seimbang, seimbang antar pengawasan dengan kebebasan. Semakin muda usia anak, semakin ketat pengawasan yang diberikan tetapi anak harus banyak diberi pengertian agar mereka tidak ketakutan dengan orangtua yang dapat menyebabkan mereka berpacaran dengan sembunyi-sembunyi. Apabila usia makin meningkat, orangtua dapat memberi lebih banyak kebebasan kepada anak. Namun, tetap harus dijaga agar mereka tidak salah jalan. Menyesali kesalahan yang telah dilakukan sesungguhnya kurang bermanfaat.
Penyelesaian masalah dalam pacaran membutuhkan kerja sama orangtua dengan anak. Misalnya, ketika orangtua tidak setuju dengan pacar pilihan si anak. Ketidaksetujuan ini hendaknya diutarakan dengan bijaksana. Jangan hanya dengan kekerasan dan kekuasaan. Berilah pengertian sebaik-baiknya. Bila tidak berhasil, gunakanlah pihak ketiga untuk menengahinya. Hal yang paling penting di sini adalah adanya komunikasi dua arah antara orangtua dan anak. Orangtua hendaknya menjadi sahabat anak. Orangtua hendaknya selalu menjalin dan menjaga komunikasi dua arah dengan sebaik-baiknya sehingga anak tidak merasa takut menyampaikan masalahnya kepada orangtua.
Dalam menghadapi masalah pergaulan bebas antar jenis di masa kini, orangtua hendaknya memberikan bimbingan pendidikan seksual secara terbuka, sabar, dan bijaksana kepada para remaja. Remaja hendaknya diberi pengarahan tentang kematangan seksual serta segala akibat baik dan buruk dari adanya kematangan seksual. Orangtua hendaknya memberikan teladan dalam menekankan bimbingan serta pelaksanaan latihan kemoralan. Dengan memiliki latihan kemoralan yang kuat, remaja akan lebih mudah menentukan sikap dalam bergaul. Mereka akan mempunyai pedoman yang jelas tentang perbuatan yang boleh dilakukan dan perbuatan yang tidak boleh dikerjakan. Dengan demikian, mereka akan menghindari perbuatan yang tidak boleh dilakukan dan melaksanakan perbuatan yang harus dilakukan.
Berdasarkan penelitian di berbagai kota besar di Indonesia, sekitar 20 hingga 30 persen remaja mengaku pernah melakukan hubungan seks. Celakanya, perilaku seks bebas tersebut berlanjut hingga menginjak ke jenjang perkawinan. Ancaman pola hidup seks bebas remaja secara umum baik di pondokan atau kos-kosan tampaknya berkembang semakin serius. Pakar seks juga specialis Obstetri dan Ginekologi Dr. Boyke Dian Nugraha di Jakarta mengungkapkan, dari tahun ke tahun data remaja yang melakukan hubungan seks bebas semakin meningkat. Dari sekitar lima persen pada tahun 1980-an, menjadi dua puluh persen pada tahun 2000. Kisaran angka tersebut, kata Boyke, dikumpulkan dari berbagai penelitian di beberapa kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, Palu dan Banjarmasin. Bahkan di pulau Palu, Sulawesi Tenggara, pada tahun 2000 lalu tercatat remaja yang pernah melakukan hubungan seks pranikah mencapai 29,9 persen.
Kelompok remaja yang masuk ke dalam penelitian tersebut rata-rata berusia 17-21 tahun, dan umumnya masih bersekolah di tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau mahasiswa. Namun dalam beberapa kasus juga terjadi pada anak-anak yang duduk di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Tingginya angka hubungan seks pranikah di kalangan remaja erat kaitannya dengan meningkatnya jumlah aborsi saat ini, serta kurangnya pengetahuan remaja akan reproduksi sehat. Jumlah aborsi saat ini tercatat sekitar 2,3 juta, dan 15-20 persen diantaranya dilakukan remaja. Hal ini pula yang menjadikan tingginya angka kematian ibu di Indonesia, menjadikan Indonesia sebagai negara yang angka kematian ibunya tertinggi di seluruh Asia Tenggara.
Dari sisi kesehatan, perilaku seks bebas bisa menimbulkan berbagai gangguan. Diantaranya, terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Selain tentunya kecenderungan untuk aborsi, juga menjadi salah satu penyebab munculnya anak-anak yang tidak diinginkan. Keadaan ini juga bisa dijadikan bahan pertanyaan tentang kualitas anak tersebut, apabila ibunya sudah tidak menghendaki. Seks pranikah, lanjut Boyke juga bisa meningkatkan resiko kanker mulut rahim. Jika hubungan seks tersebut dilakukan sebelum usia 17 tahun, risiko terkena penyakit tersebut bisa mencapai empat hingga lima kali lipat.
Sekuat-kuatnya mental seorang remaja untuk tidak tergoda pola hidup seks bebas, kalau terus-menerus mengalami godaan dan dalam kondisi sangat bebas dari kontrol, tentu suatu saat akan tergoda pula untuk melakukannya. Godaan semacam itu terasa lebih berat lagi bagi remaja yang memang benteng mental dan keagamaannya tidak begitu kuat. Saat ini untuk menekankan jumlah pelaku seks bebas-terutama di kalangan remaja-bukan hanya membentengi diri mereka dengan unsur agama yang kuat, juga dibentengi dengan pendampingan orang tua dan selektivitas dalam memilih teman-teman. Karena ada kecenderungan remaja lebih terbuka kepada teman dekatnya ketimbang dengan orang tua sendiri.
Selain itu, sudah saatnya di kalangan remaja diberikan suatu bekal pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah-sekolah, namun bukan pendidikan seks secara vulgar. Pendidikan Kesehatan Reproduksi di kalangan remaja bukan hanya memberikan pengetahuan tentang organ reproduksi, tetapi bahaya akibat pergaulan bebas, seperti penyakit menular seksual dan sebagainya. Dengan demikian, anak-anak remaja ini bisa terhindar dari percobaan melakukan seks bebas. Dalam keterpurukan dunia remaja saat ini, anehnya banyak orang tua yang cuek bebek saja terhadap perkembangan anak-anaknya. Kini tak sedikit orang tua dengan alasan sibuk karena termasuk tipe “jarum super” alias jarang di rumah suka pergi; lebih senang menitipkan anaknya di babby sitter. Udah gedean dikit di sekolahin di sekolah yang mahal tapi miskin nilai-nilai agama.
Acara televisi begitu berjibun dengan tayangan yang bikin ‘gerah’, Video klip lagu dangdut saja, saat ini makin berani pamer aurat dan adegan-adegan yang bikin dek-dekan jantung para lelaki. Belum lagi tayangan film yang bikin otak remaja teracuni dengan pesan sesatnya. Ditambah lagi, maraknya tabloid dan majalah yang memajang gambar “sekwilda”, alias sekitar wilayah dada; dan gambar “bupati”, alias buka paha tinggi-tinggi. Konyolnya, pendidikan agama di sekolah-sekolah ternyata tidak menggugah kesadaran remaja untuk kritis dan inovatif.

Kesimpulanya bahwa semua pergaulan bebas itu mempunyai faktor tertentu dan dampak tertentu